Keluargaku

Keluargaku

Sabtu, 15 Agustus 2015

Santa Perawan Maria diangkat ke Surga

Santa Perawan Maria diangkat ke Surga (15 Agustus)


Pada hari ini, kita merayakan peristiwan iman “Maria diangkat ke Surga”. Kita diajak Gereja untuk merenungkan perbuatan besar yang dikerjakan Allah bagi Maria, Bunda Kristus dan Bunda seluruh umat beriman. Kita percaya bahwa Maria telah dipilih Allah sejak awal mula untuk menjadi Bunda PuteraNya, Yesus Kristus. Untuk itu Allah menghindarkannya dari noda dosa asal dan mengangkatnya jauh di atas para malaikat dan orang kudus.
Gereja percaya bahwa Allah mengangkat Maria ke surga dengan jiwa dan badan, karena peranannya yang luar biasa dalam karya penyelamatan dan penebusan Kristus. Kebenaran iman ini dimaklumkan sebagai dogma dalam Konstitusi Apostolik Munificentissimus Deus oleh Sri Paus Pius XII (1939-1958) pada tanggal 1 November 1950. Maklumat ini dapat dipandang sebagai ‘mahkota’ perkembangan devosi dan teologi seputar masalah ini.
Dogma ini sama sekali tidak menentukan apa-apa sehubungan dengan kematian Maria. Tidak diketahui secara pasti apakah Perawan terberkati ini meninggal, tetapi kalau pun toh terjadi, kematiannya tentu tidak disertai dengan ketakutan dan penderitaan sebagaimana biasanya dialami manusia, bahkan sebaliknya diliputi ketentraman dan kegembiraan sebagai suatu perpindahan dari dunia ke dalam keabadian. Dogma ini pada hakekatnya bertumpu pada iman umat sejak dahulu kala, bukannya pada satu teks Alkitab tertentu.
Dalam Konstitusi Apostolik itu, Sri Paus menyatakan: “Kami memaklumkan, menyatakan dan menentukannya sebagai suatu dogma wahyu ilahi: bahwa Bunda Allah yang Tak Bernoda, Perawan Maria telah menyelesaikan hidupnya didunia ini, diangkat dengan badan dan jiwa ke dalam kemuliaan surga”. Di antara 1849-1950, Vatikan dikirimi banyak sekali permohonan dari segala penjuru dunia agar kepercayaan akan Maria Diangkat ke surga diumumkan secara resmi sebagai dogma. Pada tanggal 1 Mei 1946, Paus Pius XII (1939-1958) mengirim kepada para uskup sedunia Ensiklik Deiparae Virginis; di dalamnya Paus menanyakan para uskup sedunia sejauh manakah mereka setuju agar dogma itu benar-benar dimaklumkan. Jawaban para uskup hampir senada, yaitu positif.
Paus bertitik tolak dari persatuan mesra Maria dengan Yesus, Puteranya, khususnya semasa Yesus masih kecil. Persatuan ini diyakini sebagai tidak mungkin tidak diteruskan selama-lamanya; tak mungkin Maria yang melahirkan Yesus dapat terpisah dari Yesus secara fisik. Selaku Puteranya, Yesus tentu menghormati ibuNya, bukan hanya BapaNya. Tanda-tanda pertama ibadat kepada Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga, ditemukan para ahli di kota Yerusalem dalam masa awal Gereja Kristen. Pesta Maria Diangkat ke Surga sudah populer sekali di kalangan Gereja Timur pada abad ke VIII.
Konsili Vatikan II bicara juga tentang Dogma Maria Diangkat ke Surga. Konsili mengatakan: “Akhirnya, sesudah menyelesaikan jalan kehidupannya yang fana, Perawan Tak Tercela, yang senantiasa kebal terhadap semua noda dosa asal, diangkat ke kejayaan surgawi dengan badan dan jiwanya” (LG No.59). Dalam Lumen Gentium Nomor 68 tertulis: “Bunda Yesus telah dimuliakan di surga dengan badan dan jiwa, dan menjadi citra serta awal penyempurnaan Gereja di masa datang. Begitu pula dalam dunia ini-sampai tiba hari Tuhan (bdk. 2Ptr 3:10)-, ia bersinar gemilang sebagai tanda harapan yang pasti dan tanda hiburan bagi umat Allah yang sedang berziarah”.
Yesus yang sungguh Allah dan sungguh Manusia sekarang bertahkta di surga sebagai Raja kepadaNya telah diserahkan seluruh kekuasaan di surga dan di dunia. Dan Maria, ibuNya menyertai Dia dengan setia dalam seluruh karyaNya di tengah-tengah manusia kini bertahkta juga di surga sebagai Ratu Surgawi, yang mendoakan kita dihadapan PuteraNya dan menolong kita dalam semua kedudukan kita. Di dalam Yesus dan Maria, keluhuran martabat manusia tampak dengan cermelang. Kecermelangan martabat manusia itu bukan terutama karena keangungan manusia di antara ciptaan lainnya melainkan terutama karena karya Penebusan Yesus Kristus, Putera Maria, dan persatuan mesra denganNya. Pengangkatan Maria ke Surga dengan badan dan jiwanya menunjukkan juga kepada kita betapa tingginya nilai tubuh manusia dihadapan Allah karena Penebusan Yesus Kristus dan perastuan erat mesra denganNya. Oleh penebusan dan persatuan ini, tubuh kita tidak sehina tubuh hewan karena sudah dikuduskan oleh Kristus. Oleh karena itu sudah sepantasnya kita menghormati tubuh kita dan tubuh oranglain. Sehubungan dengan itu, biasanya kita berdoa: “Bunda Maria yang tak bernoda, murnikanlah badanku dan sucikanlah jiwaku!”

Sabtu, 01 Agustus 2015

Renungan Harian Romo Petrus Maria Handoko CM bln Agustus 2015

1/7
Orang2 Gadara TAKUT, KECEWA & MENGUSIR YESUS karena bagi mereka KERUGIAN EKONOMIS itu LEBIH BERHARGA daripada kesembuhan rohani. Mereka HANYA MENGENAL & MENGHARGAI Yesus SECARA LAHIRIAH, sedangkan SETAN2 mengenali Yesus sebagai ANAK ALLAH & karena itu patuh pada Yesus (Mat 8:28-34). PERLU MENILAI segala sesuatu SECARA BATINIAH & membuatnya SUNGGUH KONKRIT & TERASA untuk kita. Jika tidak, kita JUGA AKAN MENGUSIR Yesus demi materi.

2/7
Atas perintah Allah, Abraham SIAP MENGORBANKAN Ishak, ANAK TUNGGALNYA & TETAP PERCAYA akan JANJI ALLAH untuk membuatnya MENJADI BAPAK BANGSA yg besar (Kej 22:1-19). Inilah IMAN yg PERCAYA PENUH pada JANJI ALLAH sekaligus BERANI TAAT pada perintah Allah yg nampaknya bertentangan. IMAN yg kuat MENGHAPUS DOSA & dijadikan SARANA PENYEMBUHAN (Mat 9:1-8). Apakah saya HIDUP DARI IMAN?

3/7
"BERBAHAGIALAH orang yg TIDAK MELIHAT TETAPI PERCAYA." (Yoh 20:24-29) Kita HIDUP DARI IMAN artinya tidak perlu segala sesuatu harus dibuktikan secara kelihatan dulu, tetapi kita BERGANTUNG & MENGANDALKAN KEPERCAYAAN pada BAPA yg BAIK, PEDULI, TIDAK MEMBIARKAN KITA SENDIRIAN & SETIA PADA JANJINYA. Iman MEMBERANIKAN kita MELANGKAH dengan MANTAP & MENGAMBIL RESIKO karena Yesus adalah "Tuhanku & Allahku." Tambahkan iman kami!

4/7
Puasa cara lama adalah sekedar menjalankan hukum Taurat. PUASA CARA BARU adalah MENDEKATKAN DIRI PADA ALLAH, maka perlu PENGUASAAN DIRI dari HAWA NAFSU, PERTOBATAN, DOA kepada Allah & AMAL untuk sesama, Ini semua harus didasarkan pada KASIH kepada ALLAH & KASIH kepada SESAMA. Ajaran Yesus harus DIWADAHI kantong kulit baru, yaitu MENTALITAS yg BARU (Mat 9:14-17) Apakah saya sudah menghayati MENTALITAS KASIH?
5/7
PENGAJARAN & MUKJIJAT Yesus membuat orang sekampungnya HERAN, tetapi karena MENGENAL KELUARGANYA, mereka MELECEHKAN & MENOLAK YESUS. Mereka GAGAL MELIHAT KARYA ALLAH MELALUI YESUS (Mrk 6:1-6b). Sedangkan PAULUS, dalam kelemahan insaninya, MELIHAT KEKUATAN ALLAH BERKARYA & karena itu "aku lebih suka bermegah atas kelemahanku, agar KUASA KRISTUS TURUN MENAUNGI aku." (2Kor 12:7-10) YESUS, beri aku MATA IMAN!

6/7
YESUS MENYEMBUHKAN wanita yg sudah 12th sakit pendarahan & MEMBANGKITKAN ORANG MATI (Mat 19:18-26). Yesus MENDAMAIKAN MANUSIA dengan BADANNYA & dengan ALAM SEMESTA melalui KUASA ROH KUDUS yg BEKERJA EFEKTIF jika manusia BERIMAN. Kehadiran & pelayanan Yesus DILANJUTKAN GEREJA melalui SABDA & TUBUH KRISTUS dalam EKARISTI. Kita bukan hanya menjamah tapi BERSATU DENGAN YESUS dalam rupa HOSTI SUCI. Apa DAMPAK KOMUNI SUCI dalam DIRI KITA?
7/7
"Yesus MEWARTAKAN Injil Kerajaan Surga & MELENYAPKAN SEGALà PENYAKIT & KELEMAHAN" (Mat 9:32-38). KERAJAAN SURGA adalah Allah yg MERAJA, KEHENDAKNYA DILAKSANAKAN. BUKTI dari Allah meraja adalah DIHAPUSNYA DOSA & SEGALA AKIBAT DOSA, yaitu kelemahan, sengsara, penyakit & kematian. Yesus mewujudkan AWAL Kerajaan Surga. INILAH TUGAS para murid untuk MENUMBUHKANNYA dengan KERJASAMA MANUSIA sampai KEPENUHANNYA pada akhir jaman.

8/7
Yesus memlih 12 rasul untuk MELANJUTKAN PEWARTAAN bahwa KERAJAAN SURGA SUDAH DATANG. Mereka DILENGKAPI dengan KUASA untuk MENGUSIR ROH2 JAHAT & MELENYAPKAN SEGALA PENYAKIT & KELEMAHAN (Mat 10:1-7). Melalui sakramen Baptis, KITA JUGA MELANJUTKAN misi para rasul & dilengkapi dengan KUASA YG SAMA. Dari kita diminta PERSATUAN DENGAN YESUS, KEPEKAAN akan ROH KUDUS & IMAN YG KUAT agar kuasa itu bekerja. Datanglah KerajaanMu!

9/7
Allah MAMPU MENGGUNAKAN perbuatan jahat saudara2 Yusuf untuk RENCANA BAIKNYA, yaitu menyelamatkan Israel dari bahaya kelaparan(Kej 44;18-21.23-29;45:1-5). Tetapi Yusuf HARUS MAU MENJALANI MASA2 SULIT PEMURNIAN sebagai budak, difitnah & dipenjara SAMPAI SIAP digunakan dalam KARYA AJAIB Allah. Rencana Allah MENGATASI & TAK TERBATALKAN oleh kelemahan dosa & penolakan manusia (Mat 10:7-15).

10/9
RENCANA TUHAN SUNGGUH INDAH. Yusuf MENJADI PENYELAMAT SELURUH KELUARGA, karena dia TETAP TAKWA dalam SEGALA PENDERITAAN yg ditimpakan oleh saudara2nya (Kej 46:1-7.28-30). YUSUF adalah TELADAN bagi kita yg hidup di tengah srigala. Maka kita HARUS CERDIK seperti ULAR & TULUS seperti MERPATI. Kita HARUS BERTAHAN sampai akhir karena PERCAYA RENCANA TUHAN SUNGGUH INDAH & JALAN TUHAN TAK TERSELAMI (Mat 10:16-23).
11/7
Berhadapan dengan srigala, orang2 yg tidak bersahabat, kelemahan & kesengsaraan, Yesus mengingatkan: "JANGAN TAKUT" juga kepada kematian jasmani. Tetapi kita HARUS PERCAYA pada PEMELIHARAAN & PEMBELAAN Allah Bapa yg MENYELURUH. SEMUA KEBUTUHAN, besar-kecil, jasmani-rohani, DIPERHATIKANNYA. Syaratnya: BERANI MENGAKUI YESUS di depan manusia (Mat 10:24-33). ALLAH AKAN MEMBERESKAN URUSAN KITA, MARI KITA MEMBERESKAN URUSAN ALLAH!

12/7
Allah SUDAH MEMBERIKAN KASIH KARUNIANYA kepada kita dalam Kristus sehingga kita MENJADI KUDUS (Ef 1:3-14) SEBAGAI PRIBADI, KELUARGA, PASUTRI. Anugerah ini disertai MISI KENABIAN, yaitu memberikan KESAKSIAN HIDUP & MENJADI MULUT ALLAH (Am 7:12-15). Perlu MENGANDALKAN KUASA ALLAH, bukan perlengkapan2 (Mrk 6:7-13), yaitu dengan TETAP HIDUP DALAM KRISTUS MELAWAN GODAAN HARTA, KUASA & KENIKMATAN. Sudah menjadi SAKSI & MULUTNYA?

13/7
"Barangsiapa menyambut kalian, ia menyambut Aku, & barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yg mengutus Aku" (Mat 10:34-11:1). Sebagai UTUSAN ALLAH, kita HANYA MEWAKILI & MEMBAWAKAN YG MENGUTUS. Diterima atau ditolak, berhasil atau gagal TERTUJU pada YG MENGUTUS. Segala tingkah laku kita juga HARUS MENCERMINKAN & MENGANDALKAN Yesus sendiri. Apakah KESADARAN SEBAGAI UTUSAN Yesus sudah MENJIWAI HIDUP kita?
14/7
Nama "MUSA" (diangkat dari air) mengingatkan pada JATI DIRI KITA sebagai orang YG DIBAPTIS (Kel 2:1-15b). Tuhan SUDAH MEMBERSIHKAN DOSA2 kita & tugas kita ialah MENGEMBANGKAN ANUGERAH HIDUP KEKAL melalui PERTOBATAN TERUS MENERUS. Tiada KESATUAN ERAT dengan Tuhan TANPA PERTOBATAN (Mat 11:20-24). Hambatan: KERAS HATI, BUTA ROHANI, TERLALU SIBUK, MINTA BUKTI RASIONAL. Jadilah bejana yg SIAP DIBENTUK Tuhan.

15/7
Nama "MUSA" (diangkat dari air) mengingatkan pada JATI DIRI KITA sebagai orang YG DIBAPTIS (Kel 2:1-15b). Tuhan SUDAH MEMBERSIHKAN DOSA2 kita & tugas kita ialah MENGEMBANGKAN ANUGERAH HIDUP KEKAL melalui PERTOBATAN TERUS MENERUS. Tiada KESATUAN ERAT dengan Tuhan TANPA PERTOBATAN (Mat 11:20-24). Hambatan: KERAS HATI, BUTA ROHANI, TERLALU SIBUK, MINTA BUKTI RASIONAL. Jadilah bejana yg SIAP DIBENTUK Tuhan.

16/7
DATANG kepada YESUS berarti terhubung dengan DASAR KEHDUPAN, yaitu SANG AKU (Kel 3:13-20). Maka kita mendapat KELEGAAN untuk MAMPU MENJALANI SEGALA PENCOBAAN sehingga kuk terasa ENAK, beban terasa RINGAN (Mat 11:28-30). Penderitaan & tantangan DIUBAH MENJADI SARANA untuk TUMBUH menjadi LEBIH SEMPURNA. Ini adalah PROSES BELAJAR untuk SEMAKIN MENYERUPAI YESUS SEDIKIT DEMI SEDIKIT. Semakin DILATIH semakin MAHIR MENJALANI HIDUP.

17/7
PASKAH Yahudi adalah Makan ROTI TAK BERAGI, ANAK DOMBA disembelih & DARAHNYA dioleskan. Itu berarti Allah MEMBEBASKAN dari PENINDASAN Mesir (Kel 11:10-12:14).Itulah GAMBARAN Paskah kita. YESUS adalah ANAK DOMBA ALLAH yg menyerahkan DIRINYA sebagai ROTI TAK BERAGI & menyerahkan HIDUPNYA sebagai DARAH yg dioleskan di SALIB untuk MEMBEBASKAN kita dari PENINDASAN DOSA & HUKUM (Mat 12:1-8). Syukur & terima kasih Yesus!

18/7
Orang Farisi hendak MEMBUNUH Yesus, tapi Yesus MENYEMBUHKAN. ROH ALLAH memenuhi Yesus, tapi Yesus TIDAK SEWENANG2 dengan berbantah. Yesus memaklumkan HUKUM ALLAH, tapi juga LEMAH LEMBUT, tidak patahkan buluh yg terkulai. Yesus TEGAKKAN HUKUM Allah bukan dengan kekrasan, tapi dengan DAMAI & KASIH (Mat 12:14-21). Dalam Yesus, KASIH ALLAH dinyatakan & semua bangsa BERHARAP. Yesus MEMBEBASKAN & MENGARAHKAN HATI KITA untuk Allah.

19/7
Yesus adalah GEMBALA SEJATI yg BIJAKSANA. Dialah TUNAS ADIL (Yer 23:1-6). Ia MEMPERDAMAIKAN & memberitakan DAMAI SEJAHTERA (Ef 2:13-18), MELAYANI SECARA TUNTAS sampai tidak sempat untuk makan tapi tetap memberi WAKTU ISTIRAHAT untuk BERTEMU TUHAN. Ia penuh WELAS ASIH sekaligus mengajar dengan PENUH KUASA. Sebagai domba2Nya, apakah kita MENGENALI SUARA Gembala kita (tanpa ancaman) & MENANGGAPI secara PROAKTIF?

20/7
Allah sudah melakukan BANYAK MUKJIJAT untuk MEMBEBASKAN Israel dari penindasan Mesir, tetapi ketika berhadapan dengan tantangan, Israel tetap MENGGERUTU, TIDàK MENGANDALKAN ALLAH & LEBIH MENCARI KENYAMANAN PENINDASAN di Mesir (Kel 14:5-18). KENYAMANAN YG MENGAKAR MEMBUTAKAN. Beriman berarti MAU KELUAR dari zona nyaman & MENGANDALKAN Allah (Mat 12:38-42). Hati tuli mendatangkan HUKUMAN BERAT.
21/7
Dalam KELUARGA ALLAH, IKATAN PERSAUDARAAN adalah "MELAKUKAN KEHENDAK BAPA di surga" (Mat 12:46-50),BUKAN ikatan darah daging & MENGATASI suku, agama, ras, antar golongan.Kehendak Bapa: MENYATUKAN SEGALA BANGSA dalam KASIH, DAMAI& SEJAHTERA, membela MARTABAT MANUSIA & PERSAUDARAAN, memperjuangkan KEADILAN & KEBENARAN,memelihara KEUTUHAN ALAM SEMESTA.Tembok pemisah DIROBOHKAN & perbedaan menjadi KEKAYAAN BERSAMA.

22/7
Magdalena dibebaskan dari 7 roh jahat sehingga MENJADI CIPTAAN BARU (2Kor 5:14-17). Karena itu dia MENCINTAI YESUS dengan TULUS. Dengan SETIA dia menemani Yesus sampai di bawah kayu salib. Dengan PEMURNIAN CINTANYA yaitu menjadi TIDAK TERGANTUNG pada Yesus, Magdalena DIPILIH menjadi SAKSI PERTAMA & PEWARTA KEBANGKITAN Yesus (Yoh 20:1.11-18). KASIH MENUTUPI BANYAK DOSA & MENGUBAH KITA MAKIN MENYERUPAI ALLAH.
23/7
RAHASIA tentang KERAJAAN ALLAH adalah PENGETAHUAN yg SANGAT BERHARGA karena barangsiapa memperolehnya akan mencapai KEBERHASILAN & KEBAHAGIAAN dalam HIDUP SEKARANG & di AKHIRAT. Pengetahuan itu tidak bisa diperoleh dengan mata & telinga biasa, tapi PERLU KARUNIA ALLAH untuk membuka hati kita sehingga MAMPU MENANGKAPNYA (Mat 13:10-17). Ia tersembunyi bagi orang bijak & pnadai tapi dibuka bagi ORANG KECIL & SEDERHANA yg mencintaiNya.

24/7
Perintah pertama dari 10 perintah Allah adalah "Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku" (Kel 20:1-17). BERHALA adalah sesuatu yg kita SEMBAH, kita TURUTI PERINTAH2nya melebihi yg lain SEOLAH HIDUP/KESELAMATAN KITA BERGANTUNG PADANYA. Menyembah berarti menghabiskan BANYAK WAKTU/MEMPRIORITASKAN mengalahkan hal2 lain. Manusia adalah MAKHLUK PENYEMBAH. Waktu, hidup, prioritas pertama, kita berikan KEPADA APA/SIAPA?
25/7
Banyak orang mencari JABATAN/KUASA untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau kemegahan diri. Yesus mengajarkan, JABATAN adalah PELAYANAN sampai MEMBERIKAN SELURUH HIDUP, "minum cawan." (Yoh 20:20-28) KESANGGUPAN MELAYANI berarti KESIAPAN MEMBERIKN DIRI meskipun ada penindasan, aniaya bahkan MENJADI MARTIR agar HIDUP KRISTUS DINYATAKAN dalam pelayanan kita & MEMBUAHKAN IMAN (2 Kor 4:7-15). St Yakobus doakanlah kami!

26/7
Mukjijat pergandaan roti adalah LAMBNG EKARISTI (Yoh 6:.1-15). 5 roti & 2 ikan adalah KURBAN ROHANI yg HARUS DIBAWA UMAT, "hasil karya tangan manusia" dari HIDUP SEHARI2. Melalui TANGAN IMAM, kurban umat DIKONSEKRASIKAN/DIKUDUSKAN menjadi TUBUH & DARAH KRISTUS, yg dalam KOMUNI, diterima kembali sebagai KUASA RAHMAT yg MEMBUAT SEMUA BAIK. Yesus TERUS MEMELIHARA kita melalui Ekaristi. KECAPLAH BETAPA SEDAPNYA TUHAN untuk hidup kita!

27/7
Israel melupakan karya ajaibAllah & MENYEMBAH BERHALA ANAK LEMBU EMAS (Kel 32:15-24.30-34). Mereka MENDUAKAN Allah, sehingga MENDATANGKAN MURKA Allah. POPULARITAS, EFEKTIVITAS KERJA, PARANORMAL, KUASA UANG adalah BERHALA2 MODERN yg sering menguasai kita. Kita tidak suka pada CARA KERJA ALLAH yg perlahan & tersembunyi (Mat 13:31-35). Adakah BERHALA MODERN yg MENGUASAI kita?

28/7
Ketika Anak Manusia BERBUAT BAIK (gndum), maka setan PASTI LANGSUNG MENANAM yg JAHAT (ilalang). Yg jahat PASTI HARUS DIPERTANGGUNG-JAWABKAN (Kel 33:7-11;34:5b-9.28) meskipun tidak segera. KECENDRUNGAN DOSA DIWARISKAN, tetapi HUKUMAN DOSA harus DITANGGUNG oleh MASING2 (Yeh 18:20;31:29-30). Sadarilah ada PERSAINGAN antara yg baik & yg jahat. Dengan bantuan RAHMAT, kehendak bebas MANUSIA HARUS MEMILIH.

29/7
MARTA SANGAT DEKAT dengan Yesus, pribadinya EKSTROVERT & SENANG MELAYANI, tapi dia tetap MAMPU MENGIMANI bahwa Yesus adalah MESIAS, Anak Allah, Yesus adalah PENGANTARA kita kepada Bapa & PEDULI pada keselamatan kita (Yoh 11:19-27). Di balik selubung insani, hadirlah ALLAH yg SUCI, LUHUR & MULIA (Kel 34:29-35). Perlu MATA IMAN yg peka untuk menangkap tanda2 kehadiran ALLAH di tengah KESIBUKAN kita.

30/7
Allah ada di mana2, tetapi Allah BERKENAN TINGGAL dalam KEMAH SUCI dengan tanda AWAN & API (Kel 40:16-19.34-38). Maka PENYERTAAN & HADIRAT ALLAH MENJADI LEBIH RIIL sehingga kita bisa MENYEMBAH, MEMUJI, BERSYUKUR & HIDUP di HADIRAT ALLAH. Kemah Suci kita sekarang adalah TABERNAKEL dengan SAKRAMEN MAHAKUDUS di dalamnya. Jika ALLAH BESERTA KITA, siapa yg dapat memisahkan kita dari IKATAN KASIH Kristus?

31/7
Yesus mengajar dengan PENUH KUASA & membuat umat KAGUM. Tetapi mereka MENOLAK Yesus karena mereka MENGENAL LATAR BELAKANG KELUARGA Yesus (Mat 13:54-55.56b-58). Mereka mengharapkan bahwa kuasa Allah bekerja dalam pribadi yg terhormat, bukan yg SEDERHANA. Justru MELALUI HAL2 yg SEDERHANA Allah bekerja di tengah kita & seringkali NAMPAK KEBETULAN. Karya Allah harus dikenali oleh HATI yg TERBUKA melalui BUAH2NYA..



Selasa, 10 Februari 2015

Santa Perawan Maria dari Lourdes

11 Februari

Merupakan perayaan peristiwa Maria menampakkan diri kepada Bernadetha Soubirous di gua Misabielle, Lourdes, Perancis pada tanggal 11 Februari 1858. Kiranya perayaan ini semakin mempertebal iman kepercayaan kita kepada Bunda Maria dan semakin menyemangati kita untuk turut serta di dalam karya penyelamatan Kristus. Untuk itu baiklah kalau kita menyimak kembali makna peristiwa itu dengan mengikuti kisah terjadinya peristiwa iman itu.
Bernadetha Soubirous adalah seorang gadis desa yang sederhana, miskin dan buta huruf. Ketika ia sedang menggembalakan domba-dombanya, tiba-tiba ia melihat seorang wanita cantik berdiri di mulut gua itu. Wanita itu tersenyum manis dan tampak sangat ramah kepadanya. Dalam keheranan dan ketakutannya, Bernadetha pun merasakan kegembiraan yang sangat mendalam. Tak lama kemudian wanita itu menghilang dari pandangannya. Bernadetha pun pulang ke rumah dengan gembira bercampur rasa takut.
Pada tanggal 25 Februari, wanita cantik itu menampakkan diri lagi kepada Bernadetha. Kali ini wanita itu menyuruhnya minum dan membasuk mukanya. Tetapi darimanakah ia mendapatkan air untuk minum dan membasuh mukanya? Ia sendiri pun tidak membawa air dari rumah. Sumber-sumber airpun tak ada di bukit yang kering dan berbatu-batu itu. Lalu wanita itu menyuruhnya menggali tanah di depan gua itu. Bernadetha pun mengikuti saja suruhan wanita tak dikenal itu. Belum seberapa dalam lubang galian itu, mengalirlah air dari lubang itu. Dengan air itu Bernadetha membasuh mukanya dan minum. Tak lama kemudian wanita itu menghilang dari pandangannya.
Pada tanggal 25 Maret, Bernadetha kembali lagi ke gua Masabielle. Disana ia menyaksikan lagi penampakan wanita cantik itu. Kali ini Bernadetha memberanikan diri untuk menanyakan nama wanita cantik itu. Siapakah Engkau? tanya Bernadetha. Jawab wanita itu, Akulah yang dikandung tanpa noda dosa asal. Maria menampakkan diri kepada Bernadetha sebanyak 18 kali. Kepada Bernadetha, Bunda Maria berpesan agar semua orang Kristen berdoa untuk orang-orang berdosa agar mereka bertobat dari cara hidupnya yang sesat itu. Bunda Maria meminta agar di tempat itu didirikan sebuah biara dan diadakan ziarah.
Atas perintah Uskup Lourdes, kejadian ini diselidiki dengan seksama. Akhirnya pada tahun 1862 peristiwa penampakan itu dinyatakan benar dan sah. Pada tahun 1864 sebuah patung Maria ditempatkan di gua itu, dan pada tahun 1876 dibangunkan disitu sebuah gereja yang megah. Setiap tahun lebih dari satu juta orang berziarah ke Lourdes. Banyak orang sakit yang berziarah ke sana menjadi sembuh secara ajaib. Demikian pun setiap peziarah yang mengunjungi Lourdes sungguh merasakan suatu kedamaian jiwa dan kebahagiaan batin. Sebuah biro penyelidikan didirikan untuk meneliti penyembuhan-penyembuhan yang terjadi atas orang-orang sakit yang berkunjung ke sana. Semoga hari raya penampakan Bunda Maria di Lourdes ini mendorong kita untuk menghormati Bunda Maria dengan lebih tulus sebagai Bunda yang senantiasa menghendaki keselamatan kita.(Iman Katolik)

Jumat, 12 Desember 2014

Injil Minggu Adven III




KESAKSIAN YOHANES
Rekan-rekan yang budiman!

Seperti hari Minggu yang lalu, kali ini Injil Minggu Adven III/B ( Yoh 1:6-8;19-28) juga  hampir seluruhnya berbicara mengenai Yohanes Pembaptis. Tapi yang sekarang ditonjolkan ialah kesaksiannya. Pertama-tama ia ditampilkan sebagai yang diutus Yang Maha Kuasa untuk menjadi saksi bagi sang “terang” walaupun ia bukan terang itu sendiri (ay. 6-8). Kemudian kepada orang-orang yang datang kepadanya Yohanes menegaskan bahwa dirinya bukan Mesias, bukan Elia, bukan nabi, melainkan orang yang berseru-seru di padang gurun menghimbau agar jalan bagi Tuhan diluruskan (ay. 19-23). Ia membaptis dengan air untuk membantu orang mengungkapkan niatan untuk hidup bersih menyongsong dia yang akan datang. Yohanes juga tegas-tegas menyatakan dirinya tak pantas melepas tali sandal dia yang bakal datang ini (ay. 27). Seperti diuraikan Minggu lalu, ungkapan ini berarti Yohanes merasa tidak patut menjalankan urusan yang menjadi hak dia yang akan datang itu.

MENUMBUHKAN HARAPAN
Yohanes Pembaptis memang sudah sedemikian dikenal sebelum orang mulai mendengar tentang Yesus. Banyak orang datang kepadanya karena warta serta tindakannya amat komunikatif bagi orang-orang pada zaman itu. Maklum, suasana di tanah suci waktu itu terasa semakin tak menentu. Zaman edan. Ada krisis identitas nasional. Ajaran nenek moyang bahwa mereka bangsa terpilih makin menjauh dari kenyataan sehari-hari. Juga tak banyak hasilnya usaha menyegarkan kembali kepercayaan itu. Kata-kata para nabi terdengar makin lirih, makin jauh. Sepi. Orang makin kecewa, apatis. Orang merasa semakin menjadi mangsa kekuatan-kekuatan yang menghimpit cita-cita mereka sebagai umat Tuhan. Harapan satu-satunya yang masih memberi mereka pandangan ke depan ialah Mesias yang bakal datang. Yang Terurapi, utusan Yang Maha Kuasa akan datang untuk memimpin mereka. Kedatangannya juga akan mengakhiri zaman ini dan mengawali era baru. Itulah saatnya bangsa terpilih akan dipimpin sang Mesias baru ini ke dalam Tanah Terjanji surgawi. Mereka yang tidak ada bersama mereka akan binasa bersamaan dengan kiamat. Begitulah ringkasnya alam pikiran yang kerap pula disebut “mesianisme apokaliptik”.
Ada orang-orang yang mulai menjalani hidup bertapa menyepi di padang gurun. Beberapa tulisan dari masa itu menyebut mereka kaum Esseni. Banyak dari mereka yang hidup di pertapaan sekitar Laut Mati. Salah satu di antaranya ialah komunitas Qumran yang dikenal kembali dari penemuan arkeologi sejak tahun 1947. Mereka hidup menantikan Mesias dan mengusahakan diri agar siap menghadapi bagi peristiwa besar yang bakal datang itu. Yohanes Pembaptis ada dalam gerakan kerohanian ini walau ia tidak memutuskan hubungan dengan dunia luar. Ia malah membantu banyak orang agar semakin dapat memusatkan perhatian kepada yang mereka nanti-nantikan itu.

MENANTIKAN SANG MESIAS
Dalam tradisi Perjanjian Lama ada kepercayaan bahwa nabi besar Elia, yang dalam 2Raj 2:1-18 diceritakan diangkat naik ke surga, akan datang kembali. Ada pula anggapan, seperti tercermin dalam Mal 4:5, bahwa kedatangan Elia kembali nanti itu menandai akhir zaman yang diawali oleh Mesias segera tiba. Dalam Mrk 1:6 dan Mat 3:4, Yohanes digambarkan berpakaian jubah bulu dan ikat pinggang kulit, mirip dengan cara berpakaian Elia yang disebutkan 2Raj 1:8. Memang Yohanes Pembaptis sering dianggap Elia yang kini telah kembali ke dunia. Pandangan ini kiranya hidup di dalam umat Injil Sinoptik (Mrk, Mat dan Luk). Injil Yohanes lain. Di situ sang Pembaptis justru menyangkal pendapat bahwa dirinya ialah Elia yang datang kembali (Yoh 1:21)

Sudut pandang yang berbeda ini menggambarkan dinamika perkembangan gagasan mengenai akhir zaman. Pada mulanya memang besar anggapan bahwa akhir zaman segera akan tiba. Kemudian semakin disadari bahwa peristiwa itu baru akan terjadi jauh di masa depan. Yang penting ialah masa kini ini. Perkembangan selanjutnya ialah tidak lagi menghitung-hitung kapan akhir zaman itu tiba. Dalam Injil Yohanes, gagasan yang menyibukkan perhatian orang itu dikatakan sudah terjadi. Era baru dengan kehadiran terang ilahi di dunia inilah zaman akhir jagat. Tidak lagi perlu memikirkan kapan, di mana, dan bagaimana. Sudah hadir dan kini sedang membuat kegelapan tersingkir. Yang perlu ialah menerimanya. Inilah pandangan Injil Yohanes.
Yohanes Pembaptis ditampilkan dalam Injil Yohanes lebih sebagai tokoh yang memberikan “martyria”, yaitu kesaksian mengenai siapa Yesus itu. Injil ini tidak memakai sebutan “Pembaptis” baginya, karena yang ditonjolkan ialah perannya memberi kesaksian mengenai siapa Yesus itu.

“MARTYRIA” YOHANES
Apa “martyria” atau kesaksian Yohanes? Tokoh yang dikenal banyak orang itu disebut sebagai yang datang diutus Tuhan untuk memberi kesaksian akan terang yang sudah bersinar dalam kegelapan. Ditandaskan bahwa ia bukan terang itu sendiri. Dari penjelasan di muka mengenai latar belakang zaman itu, maka amat berartilah penegasan bahwa ada “terang bercahaya dalam kegelapan, dan kegelapan tidak menguasainya” (Yoh 1:5) Apakah orang-orang langsung menerimanya dan mempercayainya? Bacaan hari ini mulai dengan kedua ayat berikutnya. Yohanes diutus untuk menjadi saksi bagi terang itu agar dengan demikian orang mulai percaya kepada terang itu sendiri. Dan dalam bagian kedua Injil hari ini (Yoh 1:18-28) dijelaskan lebih lanjut kesaksiannya itu.
Pertama-tama ada serangkaian pernyataan negatif. Yohanes bersaksi bahwa (1) ia bukan Mesias, yaitu orang yang resmi diutus Tuhan kepada umatNya untuk menuntun mereka kembali kepadaNya, (2) ia bukan juga Elia, artinya ia bukan menjadi pertanda bahwa akhir zaman sudah di ambang pintu. Ia menyatakan diri bukan pula sebagai nabi yang pada waktu itu dipercaya sebagai orang yang menyadarkan orang bahwa akhir zaman akan segera terjadi.

Dengan penyangkalan itu ia membuat orang mulai kritis terhadap harapan-harapan saleh yang sudah menjadi gaya berpikir pada masa itu. Apakah harapan seperti itu sebetulnya bukan hanya impian yang menjauhkan orang dari kenyataan? Kecenderungan untuk melarikan diri ke dalam janji-janji dan rasa aman yang diberi warna agama memang ada di mana-mana di sepanjang zaman, terutama di masa-masa sulit. Orang-orang berdatangan menemui Yohanes belum tentu dengan maksud untuk belajar darinya. Banyak yang datang kepadanya untuk mendengarkan harapan-harapan mereka sendiri. Tetapi sang Pembaptis tidak meninabobokan mereka.

Kemudian Yohanes bersaksi mengenai yang dilakukannya. Ia itu suara orang yang berseru-seru di padang gurun, tempat dulu umat Perjanjian Lama hidup dalam bimbingan Tuhan sendiri, tetapi yang kini terasa tidak lagi banyak artinya. Hubungan dengan Tuhan terasa sudah amat renggang. Tetapi justru dalam keadaan itu terdengar Yohanes yang berseru “Luruskanlah jalan Tuhan!” Seperti dalam Yes 40:3, seruan itu bukan ditujukan kepada manusia, melainkan kepada kekuatan-kekuatan surga – tersirat amatan bahwa manusia sudah terlalu kering, sudah tak lagi peka. Dan siapa yang bakal bisa melawan kekuatan-kekuatan itu? Mereka sendiri akan bertindak menyiapkan kedatangan Tuhan. Yang diharapkan dari manusia ialah membiarkan diri dibimbing. Dan Yohanes mengajak orang menghidupi iman ini, bukan membuai diri dengan harapan-harapan saleh akan kedatangan seorang Mesias menurut idealisme mereka sendiri.
Yohanes juga menjelaskan kepada orang-orang yang bertanya mengapa ia membaptis. Ia berkata, yang mereka harap-harapkan itu sudah datang. Terang sudah bersinar, hanya perlu mengenalinya! Itulah puncak kesaksiannya.

  “MARTYRIA” KAUM BERIMAN DI INDONESIA
Tema pokok dalam Injil Minggu ini ialah kesaksian Yohanes Pembaptis akan siapa yang bakal datang itu, yakni yang sudah ada di tengah-tengah umat yang tidak mereka kenal. Dia itu cahaya yang telah menerangi jalan-jalan baru. Yohanes mempersaksikan bahwa terang itu bersinar, sehingga orang percaya dan dapat memperoleh hidup dari terang itu sendiri. Berbagi hidup dengan terang itu sendiri. Kaum beriman dapat semakin belajar dari cara Yohanes bersaksi. Ia menyadarkan betapa pentingnya mengenali terang kehidupan agar supaya tidak hidup dirundung kegelapan. Kesaksian Yohanes dapat menjernihkan batin serta memberi kekuatan baru. Batin kita dipenuhi dengan macam-macam pengharapan dan niatan. Juga dengan pelbagai gambaran mengenai tokoh-tokoh besar. Pimpinan Gereja, pendiri tarekat, santo pelindung, pembimbing rohani…. Semua tokoh panutan ini akan semakin mendekatkan ke inti kehidupan batin bila dihayati sebagai “martyria” atau kesaksian seperti yang dijalankan Yohanes. Ada gunanya mendalami perutusan mereka sebagai perutusan Yohanes: mempersaksikan bahwa terang sudah menyinari kegelapan.
Kesaksian seperti ini dapat juga menjadi “martyria” kaum beriman – Gereja – di Indonesia:  dalam ikutserta membangun keadaban baru untuk tidak membiarkan kesetujuan-kesetujuan dasar dalam hidup bermasyarakat di negeri ini menjadi kabur, mengajak semua orang yang berkehendak baik membangun wahana terang yang baru bagi kehidupan bersama. Itulah “martyria” bagi kaum beriman kini dan di sini.

DARI BACAAN KEDUA (1Tes 5:16-24)
Ayat 16-22 memuat seruan Paulus agar umat di Tesalonika tetap bersuka cita, tekun dalam doa, bersyukur dalam keadaan apapun. Waktu itu orang berpendapat bahwa akhir zaman akan segera terjadi dan para murid dan pengikut berusaha agar siap dan layak untuk itu. Inilah konteks surat Paulus kali ini. Sekaligus Paulus mengarahkan perhatian umat ke masa kini mereka. Umat diajaknya menumbuhkan kepekaan akan Roh yang menggerakkan batin. Ini semua bakal menjauhkan orang dari “segala jenis kejahatan”. Pernyataan ini bukan sekadar nasihat agar menjauhi yang tak baik. Dalam ungkapan Paulus, bentuk perintah seperti itu menjadi cara untuk mengatakan hasil ketekunan menjalani hidup dalam bimbingan Roh. Dengan kata lain, menjaga diri agar tidak kehilangan kegembiraan hidup, menemukan arti doa dan syukur dalam keberuntungan maupun kesukaran, tetap terbuka bagi Dia yang menggerakkan batin – semua ini akan menjauhkan orang dari “segala yang jahat”. Yang jahat bukanlah semata-mata perkara hukum atau moral belaka melainkan kenyataan rapuhnya kehidupan manusia dan besarnya kekuatan-kekuatan yang mengancamnya. Sering tidak begitu langsung terlihat, tetapi ada kekuatan dalam masyarakat yang justru membawanya ke kemerosotan. Ada arah-arah yang melawan keadaban, ada arus-arus yang membuat kemanusiaan menjadi timpang – yang diketahui bila diperiksa dengan kepekaan rohani. Ajakan Paulus masih bisa menyapa orang sekarang, juga di Indonesia kini. Dan Gereja di Indonesia boleh merasa disapa oleh Paulus sendiri.

Dalam ayat 23-24 terungkap kepercayaan akan Yang Maha Kuasa yang menjaga kemanusiaan dari kecenderungan-kecenderungan yang membuat kemanusiaan timpang dan cacat. Paulus mengungkapkan kemanusiaan dalam cara pandang waktu itu: sebagai yang memiliki ujud rohani (“roh” – pneuma ) dan berkekuatan hidup (“jiwa” – psyche ) dalam badan yang nyata (“tubuh” – sooma). Berarti juga kemanusiaan ini bisa cacat – dimatikan – dihilangkan kekuatannya – sehingga punah kerohaniannya dan menjadi barang kasar belaka. Inilah yang amat menakutkan. Hanya kekuatan ilahi sendiri sajalah yang dapat menolong. Mereka yang kurang membiarkan diri disertai kekuatan ini akan menjadi mangsa daya-daya maut tadi. Dalam ayat 23-24 terungkap kepercayaan akan Yang Maha Kuasa yang menjaga kemanusiaan dari kecenderungan-kecenderungan yang membuat kemanusiaan timpang dan cacat. Paulus mengungkapkan kemanusiaan dalam cara pandang waktu itu: sebagai yang memiliki ujud rohani (“roh” – pneuma ) dan berkekuatan hidup (“jiwa” – psyche ) dalam badan yang nyata (“tubuh” – sooma). Berarti juga kemanusiaan ini bisa cacat – dimatikan – dihilangkan kekuatannya – sehingga punah kerohaniannya dan menjadi barang kasar belaka. Inilah yang amat menakutkan. Hanya kekuatan ilahi sendiri sajalah yang dapat menolong. Mereka yang kurang membiarkan diri disertai kekuatan ini akan menjadi mangsa daya-daya maut tadi.

Salam dari Refter Kanisius,

A. Gianto

Jumat, 05 Desember 2014

Injil Minggu Adven II (7 Des 2014)



Ulasan Injil Minggu Adven II 

Rekan-rekan yang baik!
Injil Minggu Adven II ini – Mrk 1:1-8 – hampir seluruhnya membicarakan Yohanes Pembaptis. Ia itu tokoh yang sudah sejak lama dinubuatkan sebagai utusan yang mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Seluruh daerah Yudea dan semua penduduk Yerusalem mendatanginya di padang gurun minta dibaptis olehnya sebagai tanda bertobat demi pengampunan dosa. Ia juga tampil di mata orang sebagai seorang nabi. Semua uraian mengenai Yohanes Pembaptis kiranya dimaksud untuk semakin menyoroti siapa yang akan datang nanti, yakni Yesus. Dia ini tokoh yang jauh lebih besar yang diumumkan oleh Yohanes sendiri. Marilah kita lihat cara Markus mengutarakan hal ini. Di bawah ditambahkan pula ulasan mengenai bacaan kedua yakni 2Ptr 3:8-14.

INJIL “DARI” DAN “TENTANG” YESUS KRISTUS
Dalam Mrk 1:1, kata “Injil” sebenarnya dipakai dengan makna ganda. Makna biasa kata itu ialah berita yang melegakan, berita yang menggembirakan, kebalikan dari berita yang membuat orang sedih, tegang dan kusut pikirannya. Markus kiranya bermaksud menunjukkan bagaimana Yesus membuat pikiran dan hati banyak orang serasa “plong”, lepas dari ganjalan-ganjalan. Akan diceritakannya bagaimana Yesus ini menyembuhkan orang sakit, mengusir kekuatan jahat, mengajar siapa Allah itu, memilih murid, dan oleh karena semua itu diikuti banyak orang. Itulah cara Markus memperkenalkan Yesus. Tindakan serta ajarannya menjawab pertanyaan-pertanyaan serta keinginan dasar yang ada dalam diri orang pada waktu itu tapi juga pada zaman dan tempat lain.

Namun kata “Injil” bagi para pengikut Yesus pada zaman Markus menulis juga sudah mulai dipakai juga dalam arti “kabar baik” mengenai diri Yesus. Diberitakan di kalangan para pengikut Yesus bahwa ia yang tadinya disalibkan, wafat, dan dimakamkan itu kini sudah bangkit dari kematian dan kini hidup dan akan datang lagi dalam kemuliaannya pada akhir zaman. Kabar baik inilah yang membuat para murid pertama dapat terus menghidupi kepercayaan mereka dan mewartakannya kepada banyak orang lain yang mau bergabung dengan mereka. Jadi kalimat pertama Injil Markus itu menunjuk pada dua hal sekaligus, yakni bagaimana asal mulanya “berita yang melegakan” yang dibawakan Yesus serta “berita yang menggembirakan” mengenai dirinya. Pembaca diajak mendalami kedua-duanya.

Yesus ditampilkan dengan gelar Kristus dan Anak Allah. Yang pertama berarti Yang Diurapi, yakni Mesias, tokoh yang resmi diangkat Yang Maha Kuasa sendiri untuk mengerjakan urusan-Nya di dunia ini. Orang Yahudi pada masa itu amat mengharapkan datangnya tokoh ini. Ia juga disebut sebagai yang amat dekat dan akrab dengan keilahian sendiri, dalam bahasa Kitab Suci, “Anak Allah”. Maksudnya, ia mengerti yang dikehendaki oleh Allah dan patuh menjalankannya. Kini tokoh ini membawakan kabar yang melegakan orang banyak. Berita mengenai kedatangan tokoh ini sendiri juga menjadi kabar yang membuat lega orang pula. Jadi yang disampaikan dalam kalimat pertama Injil Markus itu ialah Berita Baik mengenai dia (Injil dalam kedua makna tadi) yang resmi mendapat tugas membawa kembali kemanusiaan kepada Yang Ilahi (Kristus) sebagai orang yang amat dekat dengan Yang Ilahi sendiri (Anak Allah).”
Tentu saja orang akan bertanya-tanya bagaimana Yesus bisa sehebat itu. Ayat-ayat berikutnya, yakni ay. 2-8, memberi penjelasan dengan menampilkan seorang tokoh lain yang waktu itu sudah amat dikenal, yakni Yohanes Pembaptis.

MEMPERSIAPKAN JALAN
Yohanes Pembaptis bukan sebarang tokoh. Pertama-tama, dalam ingatan orang zaman itu, dia ialah tokoh suci yang mempesona orang banyak. Mereka datang meminta nasihat, mencari kejernihan batin di tempat ia tinggal, yakni di padang gurun. Mereka datang kepadanya minta dibaptis (ay. 4-5) dan dengan tindakan itu orang mengungkapkan diri bertobat dan siap mendapat pengampunan dosa. Kedua, dalam bayangan orang pada masa itu, Yohanes juga tampil seperti seorang nabi (ay. 6). Dan ketiga dan yang terutama, Yohanes itu diutus oleh Tuhan sendiri untuk “mendahului” serta “mempersiapkan jalan” (ay. 2b; hasil paduan Kel 23:20 dan Mal 3:1). Seolah-olah belum cukup, maka menyusul kutipan dari Yes 40:3 yang mempertegas siapa utusan ini. Dia adalah orang yang berseru-seru di padang gurun meminta agar yang mendengar mempersiapkan jalan bagi Tuhan dan meluruskannya bagi-Nya. Apa yang dimaksud akan dikupas lebih lanjut di bawah.

Tokoh yang sedemikian mengesan ini ternyata malah memberitakan kedatangan orang yang lebih berkuasa (ay. 7). Tentu orang-orang bertanya-tanya siapa itu. Pembaca dulu pun sudah tahu, yang dimaksud ialah Yesus sendiri. Tetapi dalam kisah ini orang-orang yang mendengarkan kata-kata itu belum menggagas siapa yang sedang dibicarakan sang Pembaptis. Rasa ingin tahu orang banyak makin besar. Ia menambahkan bahwa membungkuk untuk melepaskan tali sandal orang yang sedang diwartakannya itu saja ia merasa dirinya kurang pantas (ay. 8). Siapa gerangan tokoh yang lebih besar daripadanya?

Ungkapan membungkuk melepaskan tali sepatu tidak hanya berarti penghormatan kepada orang yang dihadapi. Ada pula arti yuridisnya. Marilah kita tengok Rut 4:7 yang menjelaskan kebiasaan di masa lampau: “Beginilah kebiasaan dahulu di Israel dalam hal menebus dan menukar: setiap kali orang hendak menguatkan sebuah perkara, maka yang seorang menanggalkan kasutnya sebelah dan memberikannya kepada yang lain. Demikianlah caranya orang mengesahkan perkara di Israel.” Di dalam kitab Rut, tanah milik keluarga Naomi dan menantunya, Rut hanya bisa dijual kepada sanak dekat yang menurut hukum adat berhak membelinya. Namun orang ini resmi melepaskan haknya sehingga Boas bebas membeli tanah janda dan menantu itu dan mengurus mereka. Sanak dekat tadi melepas kasutnya (Rut 4:8) sebagai tanda pelepasan haknya. Kembali ke kata-kata Yohanes. Dengan latar belakang kebiasaan tadi, maka kata-katanya bukan sekedar basa-basi melainkan pengakuan bahwa dirinya tidak layak menindakkan hal yang membuat Yesus melepaskan haknya. Apa yang dimaksud dengan hak Yesus? Tak lain tak bukan ialah membawakan baptisan dalam Roh Kudus dan mendekatkan kembali keilahian kepada manusia. Yohanes Pembaptis hendak mengatakan dalam bahwa yang dijalankannya ialah membaptis dengan air – itulah yang bisa dilakukannya untuk menyadarkan orang banyak. Namun untuk sungguh membawakan yang di atas sana kepada manusia? Ah itu hak dia yang lebih berkuasa yang bakal datang, yang akan membaptis dengan Roh Kudus. Orang banyak yang mendengar pernyataan itu dengan segera akan semakin bertanya-tanya siapakah dia yang dibicarakan ini? Perhatian pembaca Injil akan beralih dari Yohanes Pembaptis kepada dia yang diwartakannya.

SUARA DI PADANG GURUN
Kutipan dari Yes 40:3 dalam Mrk 1:3 menjadi makin besar artinya bila ikut disimak konteksnya dalam tulisan Yesaya sendiri, yaitu Yes 40:1-2 yang ikut diperdengarkan dalam bacaan pertama hari ini: “Hiburkanlah, hiburkanlah umat-Ku, demikian firman Allah-mu….” Begitulah sang nabi menyampaikan perintah yang difirmankan Allah kepada kekuatan-kekuatan surgawi menghibur umat Israel yang waktu itu berada dalam pembuangan di Babilonia. Umat tak perlu berkecil hati, yang terburuk sudah lewat. Yang perlu kini ialah melihat ke depan, kembali pulang ke negeri sendiri, melewati padang gurun. Seperti ketika Allah menuntun nenek moyang mereka keluar dari Mesir lewat padang gurun dulu, kini Allah yang sama akan memimpin umat-Nya kembali.

Dalam Yes 40:3 sang nabi menyebut diri sebagai suara yang berseru-seru menyampaikan kepada kekuatan-kekuatan tadi agar mereka juga mempersiapkan jalan, meluruskan lorong-lorongnya, meratakannya bagi perjalanan-Nya bersama umat. Itulah gagasan dasar dalam bacaan pertama sebagaimana ada dalam Kitab Yesaya. Bagi Markus, suara yang berseru-seru itu ialah Yohanes Pembaptis. Dengan demikian Yohanes ditampilkan Markus sebagai nabi yang mengenali suara ilahi dan kehendak-Nya dan berani menyerukannya kepada balatentara surgawi tadi. Orang-orang berdatangan kepadanya di padang gurun mencari petunjuknya. Yohanes berseru, sekali lagi dalam pemikiran Markus, kepada kekuatan-kekuatan surgawi untuk menyiapkan jalan bagi mereka ini agar nanti dapat kembali lewat jalan yang lebar, lurus, rata bersama dengan dia yang kini akan menuntun mereka kembali….yaitu yang diumumkan kedatangannya. Dia yang jauh lebih besar.
Markus memperkenalkan Yesus lewat tokoh yang dalam anggapan umum dapat mengenali gerak gerik ilahi dan tetap membiarkannya bertindak menurut kehendak-Nya. Dia itulah Yohanes Pembaptis. Kisah ini kisah bagi hidup batin, bukan cerita tentang seorang yang membaptis di padang gurun. Bila ditangkap dalam arti itu maka kesaksiannya membantu orang pada zaman lain. Yohanes Pembaptis ada dalam diri tiap orang yang dengan tulus menantikan Yang Ilahi datang membimbing hidup orang beriman.
DARI SURAT PETRUS (2Ptr 3:8-14)

Salah satu hal yang paling menarik dalam Perjanjian Baru ialah rujukan ke tulisan lain yang ada dalam kumpulan ini. Namun rujukan seperti itu walau jelas bagi penerima dulu sering susah dilacak oleh pembaca zaman ini. Begitu pula dalam 2 Ptr 3:15 Petrus merujuk kepada surat Paulus bagi kalangan umat yang sama. Tapi surat Paulus yang mana tidak bisa dipastikan. Yang bisa diketahui ialah kesulitan memahami Paulus sehingga ada  orang yang menyalahtafsirkannya karena kebebalan atau karena iman yang kurang teguh dan terperosok sendiri. Paulus memang mengajarkan kemerdekaan iman ialah terbebas dari “hukum” lama sehingga dapat menjadi pewaris surga karena memang orang telah ditebus oleh Yesus Kristus. Inilah salah satu dari bagian inti pewartaan Paulus. Namun di kalangan tertentu boleh jadi disalah mengerti sebagai ajaran untuk berbebas merdeka dari semua aturan agama yang turun temurun dijalani. Ini malah menimbulkan perpecahan di kalangan umat. Ada yang beranggapan bahwa hukum-hukum lama tetap berlaku untuk menjamin hidup abadi, ada yang mengatakan bongkar semua karena sekarang pokoknya cintakasih. Ada yang menumbuhkan gaya hidup menurut roh dan mau meyakinkan orang lain bahwa inilah yang terpenting. Begitu seterusnya

Dalam kaitan inilah surat Petrus kali ini mengajak umat agar tetap berupaya menjaga diri agar nanti pada akhir zaman dapat tampil di hadapan Tuhan dengan “tak bercacat, tanpa noda”. Inilah yang membuat orang cocok untuk hidup di tempat-Nya. Tak usah hitung menghitung kapan akhir zaman itu datang, karena Tuhan tak bisa dibatasi dengan perhitungan manusia. Justru karena belum jelas akhir zaman segera tiba, maka masa ini sebaiknya disadari sebagai kesempatan menikmati kesabaran-Nya yang memungkinkan orang dapat bersiap-siap akan menerima kedatangan-Nya nanti, sekali lagi dengan “tanpa cacat dan tanpa noda”. Inilah bahasa upacara persembahan kepada-Nya. Umat diajak agar melihat diri sebagai persembahan yang layak, tak bercacat, artinya utuh, dan tanpa noda, artinya bersih sehingga cocok baginya. Persembahan yang tidak demikian malah bakal menyinggung dan tidak terterima.

Dikenakan pada zaman kini. Bacaan kedua kali ini dapat membantu umat untuk melihat ke mana arah yang sesungguhnya yang sebaiknya dituju. Membawa diri sehingga semakin layak mendekat ke kehadiran ilahi sendiri. Sebuah ajakan untuk membuat wajah manusia semakin sesuai dengan kebesarannya. Sekaligus ajakan agar peka akan apa-apa yang menjadi “cacat” dan “noda” kemanusiaan: kemelaratan, ketakadilan, perbedaan yang tak kurang memberi keleluasaan untuk berkembang, serta mekanisme yang melanggengkan ketimpangan termasuk sikap-sikap beragama yang mengurung diri dalam kesalehan semu atau kutub lainnya, aktivisme lapangan yang makin lama makin menciutkan ruang batin. Masa Adven dapat menjadi masa meninjau mana arah-arah yang mesti diluruskan, mana jalan-jalan yang bisa dirintis untuk membuat kemanusiaan makin layak.

Salam hangat,
A. Gianto