InjMg Prapaskah I/C 17
Feb 13 (Luk 4:1-13)
Rekan-rekan yang
baik!
Injil Minggu
Prapaskah pertama tahun ini (Luk 4:1-13) mengisahkan bagaimana
Yesus dicobai di padang gurun selama 40 hari. Marilah kita dalami terlebih
dahulu beberapa pengertian pokok ini: dibawa Roh, padang gurun, dicobai 40
hari, dan saat Iblis kembali.
DICOBAI SELAMA 40
HARI DI PADANG GURUN
TANYA: Hari ini
kita mendengarkan Yesus "dibawa oleh Roh ke padang gurun" ini.
Tentunya untuk diuji kekuatannya. Begitu kan?
JAWAB: Nanti
dulu. Lukas sengaja mengatakan Yesus "terbimbing Roh di padang
gurun", bukan "ke" begitu saja. Jadi di padang gurun ia tidak
ditinggalkan Roh begitu saja. (Harfiahnya Mrk 1:12 mengatakan "Roh
menggerakkannya sampai ke dalam padang gurun." Bandingkan dengan Mat 4:1
"diantar sampai ke dalam padang gurun oleh Roh".)
TANYA: Bila
kekuatan ilahi tetap menyertainya, apa artinya berada di padang gurun?
JAWAB: Yesus
memang berada di tempat yang sepi dari keramaian dunia agar menjadi makin peka
akan kehadiran Roh. Tapi di situ jugalah ia makin melihat Iblis dalam ujud yang
paling kuat. Di padang gurun orang menemukan tempat senyap dan saat hening
mendalami pengalaman batin berjumpa dengan dua kekuatan itu.
TANYA: Jadi
percobaannya ialah bersiteguh bersama Roh atau mengikuti cara berpikir yang
lain?
JAWAB: Ya,
memilih digandeng Roh atau digendong kekuatan lain. Dalam pilihan pertama orang
perlu berusaha jalan terus. Pilihan yang lain bisa membuat orang enak-enak,
tapi tak lagi bersama Roh.
TANYA: Lalu apa
maksudnya ia dicobai Iblis selama 40 hari?
JAWAB: Kurun
waktu 40 hari menandai masa yang cukup lama yang mematangkan suatu pengalaman
batin. Begitu pula nanti para rasul selama "40 hari" berulangkali
melihat Yesus yang telah bangkit dan mendengarkannya berbicara mengenai Kerajaan
Allah (Kis 1:3).
TANYA: Lukas
mengatakan setelah dicobai 40 hari tanpa makan apapun, ia lapar. Dan di saat
ini terjadi dialog antara Iblis dengannya. Manakah sebenarnya percobaannya?
Yang ditawarkan Iblis pada akhir 40 hari itu atau yang dialaminya selama 40
hari?
JAWAB:
Pertanyaannya menarik. Begini. Dalam pewartaan Injili paling awal, seperti
dalam Mrk 1:12-13 disebutkan Yesus yang digerakkan Roh itu dicobai Iblis 40
hari, tak diceritakan percakapan antara keduanya. Tetapi kemudian Matius (Mat
4:1-11) dan Lukas (petikan hari ini, Luk 4:1-13) juga melaporkan tradisi
mengenai percakapan pada akhir masa itu. Di situ dirincikan tiga godaan:
mengenyangkan diri dengan menyuruh batu menjadi makanan (Luk 4:3-4 bdk. Mat
4:3-4), mendapat kuasa duniawi asal mau menyembah Iblis (Luk 4:5-8 4 bdk. Mat
4:8-10), dan menuntut Allah menolongnya bila ia menerjunkan diri dari wuwungan
Bait Allah - jadi menuntut mukjizat (Luk 4:9-12 bdk. Mat 4:5-7; urutan kedua
dan ketiga dibalik dalam Matius tanpa perubahan arti).
TANYA: Wah
teringat kembali kuliah Injil Sinoptik nih. Tapi Injil Yohanes tidak memuat hal
ini?
JAWAB: Yohanes
mengutarakan dengan cara lain. Yesus Sang Firman ilahi itu diwartakannya
sebagai terang yang bersinar di dalam wilayah kegelapan dan kegelapan tak
berhasil menindihnya (Yoh 1:5) karena Firman itu sejak awal ilahi sifatnya.
TANYA: Kembali ke
Lukas. Ketika jelas ia tetap memilih berada dengan Roh, maka mundurlah Iblis
menantikan saat yang tepat. Kapan saat yang tepat itu?
JAWAB: Beberapa
ahli tafsir beranggapan saat tepat itu terjadi ketika Iblis memasuki Yudas (Luk
22:3). Yesus yang sebentar lagi akan sendirian mengalami pergumulan batin di
Getsemani itu diberatkan dengan pengkhianatan salah satu dari murid-murid yang
paling dekat dengannya. Ini ujian terbesar. Di situ ia mengalami godaan untuk
meninggalkan semua yang dibuatnya hingga saat itu. Tetapi kita tahu ia terus.
ROH: KEKUATAN
ILAHI YANG MENGGERAKKAN
Dalam alam
pikiran Kitab Suci, Roh ialah kekuatan yang tak kelihatan yang menggerakkan dan
mengikutsertakan siapa dan apa saja yang ditemuinya. Maka sering dibayangkan
sebagai angin, karena memang angin bergerak dan menggerakkan tapi tak bisa
dilihat begitu saja. Sebelum ada penciptaan ada gerakan-gerakan ilahi, dalam
bahasa Alkitab, "Roh Allah melayang-layang di permukaan air." (Kej
1:2), yang kemudian menggerakkan apa saja. Ciptaan ialah ujud yang kelihatan
dari gerakan-gerakan itu. Juga dalam Kitab Suci kerap dijumpai ungkapan Roh
Tuhan turun ke seorang tokoh, artinya tokoh itu mulai digerakkan oleh kekuatan-kekuatan
ilahi dan oleh karenanya akan mengerjakan hal-hal luar biasa. Para Hakim dulu
begitu. Juga ketika Yesus mulai mengajar di sinagoga di Nazaret, ia menerapkan
Yes 60:1 "Roh Tuhan ada padaku" kepada dirinya. Dalam peristiwa
percobaan 40 hari itu, ia dibimbing Roh, artinya gerakan-gerakan Roh
memimpinnya dan menyertainya dalam perjalanan yang menentukan pilihan hidupnya
selanjutnya. Meskipun disertai dan dipenuhi Roh, Yesus tidak membuat Roh ke
sana atau ke sini. Roh tidak bisa dipaksa-paksa. Maka dalam godaan ketiga dalam
petikan Lukas, ia tidak mau mencobai kekuatan ilahi untuk melihat apa betul
akan menyelamatkannya bila ia menerjunkan diri dari atap Bait Allah seperti
disarankan Iblis.
LINGKUP KUASA
YANG JAHAT
Disebutkan dalam
godaan kedua (Luk 4:5-6) bahwa semua kekuasaan dan kemuliaan kerajaan dunia
telah diserahkan kepada Iblis dan ia dapat memberikannya kepada siapa saja. Ia
menawarkannya kepada Yesus asal ia mau menyembahnya. Memang dalam kesadaran
orang zaman itu, dunia manusia memang ada dalam kuasa yang jahat. Oleh karena
itu kebutuhan akan datangnya Penyelamat makin terasa pula. Pendapat bahwa yang
jahat telah memperoleh kuasa terhadap semua orang juga tampil dalam Why 13:7.
Di situ ditegaskan bahwa setiap suku dan umat dan bahasa dan bangsa telah
diberikan kepada binatang dari laut yang memiliki tujuh kepala dan sepuluh
tanduknya bermahkota dengan tuliskan gaib, lambang yang jahat. Lebih jauh,
seperti tersurat dalam ayat berikutnya, semua orang akan menyembahnya, kecuali
orang yang diselamatkan oleh kurban Anak Domba. Berarti yang jahat betul-betul
berpengaruh besar di dalam dunia kehidupan manusia. Orang bisa terluput bila
diselamatkan kurban diri Yesus. Maka dalam petikan Lukas tadi, Sang Penyelamat
digoda agar tidak jalan terus bersama Roh. Jadi godaan menerima kekuasaan dan
kemuliaan itu godaan yang teramat besar. Kejadian di Getsemani menggemakannya
kembali. Yesus memang ingin lepas dari kesengsaraan yang bakal dialami asalkan
memang demikian kehendak Bapanya. Ia tetap tidak menyerah kepada kekuatan yang
jahat. Dan kelanjutannya kita ketahui. Beberapa waktu sebelum itu Yesus juga
menghardik Petrus dengan kata-kata "Enyahlah Iblis!" karena berusaha
menghalaunya dari jalan ke arah penderitaan penebusan itu (Mrk 8:33 Mat 16:23).
Dalam berjalan ke
Yerusalem tempat ia nanti menderita, wafat dan bangkit, ia menunjukkan bahwa ia
mampu merenggut orang-orang dari kuasa yang jahat (menyembuhkan orang sakit,
mengusir setan), mengajarkan bagaimana orang bisa berharap pada kuasa yang baik
("Kerajaan Allah"), membawakan wajah Tuhan yang bukan maha penuntut
melainkan yang maha murah (Bapa), memilih orang-orang yang menjadi rekan
sekerja (murid-murid). Ini semua dilakukannya karena ia mantap berjalan bersama
dengan Roh.
MENGENALI
GERAKAN-GERAKAN BATIN
Pengalaman Yesus
di padang gurun dapat juga terjadi pada banyak orang lain. Makin dalam orang
menghayati pengalaman batin, makin jelas gerakan-gerakan yang ada di situ.
Ajaran ulah batin para mistikus sejak Abad Pertengahan di kalangan Yahudi
(kabbalah), Kristen (asketika), Islam (tasawuf) mencakup latihan untuk membuat
orang peka akan gerakan-gerakan batin sehingga dapat mengenali apa asalnya dari
Roh atau dari kekuatan yang jahat. Dengan demikian orang makin dapat mendekat
kepada yang baik dan menjauhi yang jahat. Ajaran ini terus berkembang pada
zaman-zaman kemudian. Santo Ignatius Loyola (sesudah Abad Pertengahan)
memberikan serangkai pegangan membeda-bedakan roh menurut keadaan batin orang,
apa baru mulai mengenali kedua-duanya (Latihan Rohani 313-327) atau sudah lebih
dekat kepada yang baik (Latihan Rohani 328-336). Ajaran ini dimaksud untuk
menolong orang memperoleh kejernihan budi sehingga keputusan dan tindakannya
menjadi makin seirama dengan Roh.
Salam hangat,
A. Gianto