Keluargaku

Keluargaku

Senin, 30 Mei 2011

MgPaskah VII/A 5 Jun 11 (Yoh 17:1-11a; Kis 1:12-14)

MgPaskah VII/A 5 Jun 11 (Yoh 17:1-11a; Kis 1:12-14)

DOA YESUS BAGI PARA MURID

Rekan-rekan yang budiman!
Pada hari Minggu Paskah VII tahun ini dibacakan doa Yesus dalam Yoh 17:1-11a. Minggu Paskah VII tahun lalu dibacakan akhir doa itu, yakni ay. 20-26. Di situ Yohanes menjelaskan bahwa pengalaman rohani bersatu dengan Yesus dapat membuat murid-murid semakin mengerti keakraban antara Yesus dengan Bapanya. Hari-hari ini saya berkonsultasi dengan Oom Hans mengenai beberapa pokok dalam ay. 1-11a. Saya bicarakan dengannya arti "memuliakan" (ay. 1,4,5,10). Tentunya yang dirujuk ialah peristiwa salib dan kebangkitan, pokok yang sudah lama digeluti oleh para teolog. Tapi seluk beluknya belum sepenuhnya jelas. Berikut ini saya teruskan jawabannya apa adanya. Ia tidak berkeberatan suratnya ikut dibaca rekan-rekan.
Akan ditambahkan beberapa catatan mengenai bacaan pertama (Kis 1:12-14) pada akhir surat-menyurat ini.
Selamat mengikuti!
A. Gianto
================
Gus yang baik!
Dalam bab 17 itu kucatat doa Yesus kepada Bapanya pada malam sebelum ia berpisah dengan para murid. Para murid yang ada di situ ikut mendengar isi doa Yesus. Oleh sebab itu, mereka dapat juga merasakan keakraban yang ada di antara Yesus dengan Yang Mahakuasa yang sudah beberapa lamanya diperkenalkannya sebagai Bapa itu. Bagi para murid, ikut merasakan betapa dekatnya Yesus dengan Bapanya itu termasuk khasiat langsung doa itu. Yesus mengajarkannya bukan dengan serangkai penjelasan melainkan dengan doa dan mengikutsertakan mereka dalam pengalamannya sendiri. Ia berani meminta agar Bapanya memperhatikan dan memberikan hal-hal yang paling dibutuhkan.

Sebelum menjawab pertanyaanmu mengenai apa artinya "memuliakan", marilah sebentar kita ingat hal yang tentunya tak amat asing lagi, yakni kemiripan doa Yesus di sini dengan doa Bapa Kami yang kalian kenal dari Luc dan Matt. Dalam Yoh 17:1-2 Yesus mengutarakan permohonan agar Bapa memuliakan dirinya supaya nanti ia juga dapat memuliakan Bapanya. Permintaan itu mengingatkan pada kata-kata "Bapa Kami yang ada di surga, dimuliakanlah (harfiahnya "dikuduskanlah" Luk 11:2 dan Mat 6:9) namaMu, datanglah kerajaanMu." Kemudian dalam ay. 4-5 Yesus mempersembahkan semua yang dilakukannya sebagai pemenuhan tugas yang diberikan Bapa sendiri kepadanya sejak dulu. Kalian akan ingat ungkapan "jadilah kehendakMu di atas bumi seperti di dalam surga." Selanjutnya dari ay. 6-11 kita tahu Yesus membuat kita mengenal Bapa yang berfirman kepada kita semua lewat Yesus sendiri. Jelas yang dibawakan Yesus itulah rezeki hari demi hari yang membuat kita tetap hidup. Erat kaitannya dengan permohonan "berilah kami rezeki pada hari ini." Kita ini kan hidup dari firmannya (Ul 4, Mat 4:4). Dalam ay. 15 yang tak ikut kalian bacakan, Yesus berkata, "...supaya Engkau (Bapa) melindungi mereka (para murid) dari yang jahat." Doa ini amat mirip dengan "Dan janganlah masukkan kami ke dalam percobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat" yang mengakhiri doa Bapa Kami. Jadi dalam saat-saat terakhir bersama murid-muridnya itu Yesus mengucapkan doa dengan sikap batin yang sudah sejak lama diajarkannya kepada murid-muridnya.

Boleh jadi banyak orang akan terbantu bila Yoh 17 diterangkan dengan rujukan kepada doa Bapa Kami seperti di atas. Sikap batin seperti itu dapat membuat kalian semakin meresapi arti "memuliakan" tadi. Bila berguna, pahami gagasan "memuliakan" dalam teks Injilku dengan "Bapa membiarkan Putra menunjukkan kebesaran dirinya" sehingga nanti Putra dapat "menunjukkan kemuliaan Bapa". Beginilah penjelasannya.
Yesus memohon agar Bapanya tetap mendampinginya pada hari-hari terakhirnya. Kami tahu Yesus minta kekuatan agar tak mundur menghadapi penolakan dari pihak orang-orang yang didatanginya. Ia mohon agar tidak dibiarkan sendirian ketika diperlakukan dengan buruk, dipersalahkan, dan bahkan sampai dihukum mati. Perhatian Bapa di dalam penderitaan yang mesti dilalui sampai akhir itulah yang diminta Yesus ketika ia berdoa agar Bapa memuliakan Putra. Ada satu hal yang perlu kutekankan. Permohonan Yesus agar disertai Bapa itu tidak dimaksud untuk meminta Bapa menyingkirkan penderitaan dari dirinya. Ia bahkan sudah berniat menjalani apa saja hingga selesai. Mengapa?
Kudalami perkara itu cukup lama. Satu ketika aku menduga bahwa Yesus yakin Bapanya di surga itu bisa tiba-tiba menyuruh malaikat-malaikat datang menolong Putra terkasihNya yang mendapat perlakuan buruk di dunia ini. Inilah yang digelisahkan Yesus. Ia khawatir Bapanya tak bisa menerima perlakuan tadi dan mengirim balatentara surga meremukkan lawan-lawan. Gus, mungkin tak pernah kau berpikir ke situ. Tapi itulah kiranya yang membuat Yesus memohon kepada Bapa agar dibiarkan menjalani semua itu sampai tuntas, sampai "sudah terlaksana" di kayu salib (Yoh 19:30). Yesus ingin agar dapat menunjukkan kepada dunia betapa Yang Ilahi tak segan mendekati dunia yang telah menyingkirinya. Ia bahkan minta kepada Yang Mahakuasa agar membiarkannya mengalami jerih payah mempersaksikan hal ini. Inilah maksud Yesus ketika memohon kepada Bapa supaya Bapa "memuliakan" Putranya, membiarkan Putra memperlihatkan kebesaran dirinya dalam penderitaan nanti. Ini semua perlu terjadi agar dunia tertebus dari kekuatan-kekuatan jahat. Yah, penebusan dunia itu kan yang sejak awal dimaui Yang Mahakuasa sendiri. Yesus mau memperlihatkan kepada dunia yang masih ada di bawah kuasa gelap bahwa Yang Mahakuasa tidak mundur dan melupakannya, tapi malah mendatanginya dan membawanya kembali di jalan benar menuju terang yang memberi hidup, dengan pengorbanan apapun. Begitulah pemahamanku mengenai permintaan Yesus agar Bapa memuliakan Putra.

Dengan cara tadi barulah kebesaran Bapa bisa ditunjukkan oleh Putra. Begitulah akan kelihatan bahwa Yang Mahakuasa itu bukan yang mau menang sendiri. Bila begitu dengan mudah semuanya bisa dijalankan. Tapi kerugiannya besar. Ia tidak akan tampil sebagai pribadi matang yang bisa menerima diri bahwa tidak sendirian lagi, dan menerima bahwa kebersamaan itu memiliki nilai tersendiri, sekalipun dapat menyakitkan. Rasa pilu melihat karya besarnya kini merosot ditanggungnya pula, juga kemarahan ditahanNya. Inilah kasih sayang yang menjadi inti kebesaran Yang Ilahi. Bila Ia tiba-tiba memasuki kembali jagat ini dan menatanya seperti dimauinya, maka manusia tidak ada harganya lagi. Sekedar barang mainan. Tapi bukan itulah maksudNya ketika Ia menciptakan kita. Bukankah Ia menjadikan manusia sebagai gambar dan rupa diriNya sehingga bisa menjadi "penerus"-nya di dunia ciptaan ini? Dan Putra yang diutusNya ke dunia itu, Putra terkasihnya itu, dialah yang bakal memungkinkan dunia melihat kebesaran Bapa yang demikian tadi.
Mudah-mudahan catatan di atas berguna. Jangan ragu-ragu bertanya lebih jauh. Bagiku juga hingga hari ini tetap ada sisi-sisi baru yang muncul.
Hans
================
Oom Hans yang baik!
Terima kasih buat masukan yang membuka pikiran itu. Ada pertanyaan lagi. Dalam ay. 3 tertulis kata-kata Yesus: "Inilah hidup yang kekal, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus." Heran, kok Yesus menyebut diri sebagai Yesus Kristus. Jangan-jangan ay. 3 itu Oom karang sendiri dengan maksud memberi catatan kaki pada ungkapan "hidup abadi" yang disebut Yesus dalam ay. 2?
Teriring salam, juga buat Oma Miryam!
Gus
================

Gus yang baik!
Memang Yoh 17:3 itu kumaksud untuk menjelaskan bagaimana orang bisa memperoleh hidup kekal yang disebut Yesus dalam ayat sebelumnya. Bukankah itu pertanyaan yang memenuhi batin orang banyak? Ingat pertanyaan orang kepada Yesus bagaimana caranya mencapai hidup kekal (Mrk 10:17, lihat juga Mat 19:16 Luk 18:18). Di situ Yesus mengajak orang yang amat teguh beragama itu untuk melangkah lebih jauh ke dalam kerohanian sejati dan menemukan pengetahuan mengenai inti keilahian sendiri. Dalam kisah yang dilaporkan ketiga rekan penginjil itu Yesus mengajarkan, kalau orang mau sampai tingkat sempurna, tinggalkan apa-apa yang dipunyai dan amalkan bagi orang lain, lalu ikuti dia. Inilah pengetahuan sejati tadi. Nah dalam hubungan itulah Yoh 17:3 menjelaskan bahwa hidup kekal timbul dari kemauan untuk mengenali satu-satunya Allah yang benar dan mengakui Yesus Kristus sebagai utusanNya. Jalan ke hidup kekal ialah mengikuti Yesus dengan batin merdeka. Namun, sekali lagi ini bukan pengetahuan di kepala melulu, bukan pula sekadar kemantapan batin semata-mata, melainkan kesatuan diri dengan Yang Ilahi tanpa lebur ke dalamnya, tetapi dalam bimbingan sang Putra. Ini spiritualitas yang mematangkan batin.
Tengok juga Yoh 17:10. Di situ Yesus menegaskan bahwa dirinya sudah dimuliakan di dalam mereka yakni dalam diri murid-murid yang didoakan kepada Bapa itu. Murid-murid menemukan jalan benar sampai ke Bapa lewat Yesus. Ia bisa mengajak orang sungguh mendekat kepada Bapa tanpa luluh tapi malah semakin menemukan diri, seperti ia sendiri.
Sampai lain kali,
Hans

================

TAMBAHAN DARI BACAAAN PERTAMA

Dalam Kis 1:12-14 digambarkan bagaimana setelah menyaksikan kenaikan Yesus para rasul kembali ke kehidupan mereka sehari-hari di Yerusalem.  Ada bersama dengan mereka juga beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus. Marilah kita rasa-rasakan keadaan mereka. Meskipun telah menyaksikan bagaimana Yesus kini terangkat mulia, mereka sendiri sebenarnya sadar masih berada di sini, di dunia. Menarik ditengok bagaimana nama kota Yerusalem di sini, pada ayat 12, dieja dalam teks Yunaninya, yakni Ierousaleem. Bila ditulis demikian maka hendak dikatakan wilayah yang telah menolak Yesus dulu, dan tentunya para rasul juga merasakan penolakan itu. Mereka kini berkumpul - tentu dengan rasa waswas bagaimana nanti bila terus menerus dimusuhi, bahkan bisa jadi dihabisi oleh pihak-pihak yang mau menumpas kelompok Yesus ini.
Penulisan nama kota Yerusalem dalam karya Injil Lukas dan Kisah amat berperan. Disebutkan  dalam Kis 1:3, Yesus yang telah bangkit mendatangi para rasul berulang-ulang selama 40 hari. Kemudian pada Kis 1:4 diceritakan bahwa ketika ia makan bersama mereka, ia pun melarang mereka meninggalkan Yerusalem - di sini dieja dalam satu bentuk Hierosolyma - untuk menantikan dipenuhinya janji Bapa tentang datangnya Roh Kudus bagi mereka. Bila dieja demikian, hendak ditampilkan wahana Yesus mendapatkan kemuliaan. Pada kesempatan itulah para rasul diminta agar tidak meninggalkan wahana seperti ini. Nanti ketika mereka melihat bagaimana Yesus diangkat ke surga, mereka diberitahu olehnya, Kis 1:8, bahwa mereka akan menerima kekuatan, yakni bila Roh Kudus turun ke atas mereka. Dan mereka akan menjadi saksi-saksinya di Yerusalem - dieja Ierousaleem - dalam arti lingkungan yang serba memusuhi
Nanti pada hari Roh Kudus turun ke atas para rasul, disebutkan dalam Kis 2:5 bahwa di Yerusalem - Ierousaleem - ada banyak orang Yahudi yang saleh yang berdatangan dari pelbagai penjuru bumi. Maksudnya, meski saleh mereka ini masih ada dalam pihak yang menolak. Kesalehan mereka bisa pula membuat mereka sendiri jauh bahkan menolak yang benar. Nanti dalam awal khotbah Petrus, Kis 2:14, mereka akan disapa demikian, dan sebentar kemudian mereka jadi sadar dan memilih ikut Yesus. Dan ini terjadi dalam kuasa Roh Kudus.  Inilah konteks bacaan pertama hari Minggu ini.
Kelompok para rasul dan para perempuan yang dibicarakan dalam bacaan pertama kali ini mengujudkan komunitas orang-orang yang berada dalam wahana yang menerima Yesus yang bangkit. Mereka akan dikuatkan oleh Roh Kudus untuk tidak mundur hidup di lingkungan yang tidak selalu menerima dan bahkan memusuhi. Inilah warta bab-bab pertama dalam Kisah Para Rasul.

Salam hangat,
A. Gianto

Sabtu, 28 Mei 2011

Arti Warna pada Bunga Mawar

Arti Warna ...

Mengirimkan bunga mawar pada saat valentine day, ataupun acara-acara keluarga lainnya selalu menjadi sebuah ide yang bagus dan tentunya bakal membuat sang penerima yang mungkin notabene adalah kekasih hati kita merasa tersanjung dan berbunga-bunga. Tapi…. hati-hati jangan sampai anda mengirimkan bunga mawar dengan warna yang salah, yang bisa-bisa membuat sang penerimanya salah mengerti alias miss understanding. Yang tadinya mau menembak si dia, eh… anda malah disangka ingin sekedar temenan saja, hanya karena anda mengirimkan bunga mawar dengan warna yang salah.

Biar tidak salah pillih warna ketika akan memberikan setangkai bunga mawar, ada baiknya simak dulu berbagai warna bunga mawar berikut makna dibalik warna-warna tersebut.

Yups… tak diragukan mawar merah adalah bunga mawar yang paling umum untuk menyatakan perasaan cinta anda. Merah melambangkan cinta, keindahan, rasa hormat, romantisme dan bahkan sebagai pujian. Pada dasarnya warna merah itu artinya berani. Tapi kalau diartikan sebagai warna bunga, warna merah tuh melambangkan rasa cinta dan sayang. Dan rasa cinta itu cenderung terkait dengan hubungan laki-laki dan perempuan. Warna bunga merah juga bisa diartikan sebagai cinta dengan rasa ‘respect’ yang tinggi.

Mawar Merah

Saat Valentine day orang berbondong-bondong mengirimkan mawah merah, kenapa anda tidak tampil beda. Berikanlah Mawar Putih pada kekasih hati anda. Putih sebagai lambang cinta sejati, kesucian, kemurnian hati dan keagungan, akan lebih meyakinkan pada sang kekasih bahwa anda begitu mencintai dan menyayanginya. Mawar putih juga cocok diberikan untuk sahabat, karena putih mencerminkan persahabatn sejati.

Mawar Putih

Kalau mawar yang ini sangat cocok diberikan kepada teman atau keluarga sebagai penghargaan kepada mereka. Pink melambangkan kebahagiaan, penghormatan, kelembutan dan tentunya pujian. Warna ini paling tepat untuk mengungkapkan perasaan suka pada seseorang. So kalau mau menyampaikan perasaan suka sama seseorang, warna pink adalah warna yang paling cocok. Warna pink juga bisa diartikan terima kasih dan rasa syukur yang mendalam. Selain itu Kalau warnanya lebih muda dapat diartikan sebagai ungkapan rasa kagum, sedangkan warna yang merah mudanya lebih tua dapat diartikan sebagai ungkapan terimakasih si pemberi terhadap si penerima.

Mawar Pink (Merah Muda)

Sangat cocok diberikan pada teman atau keluarga setelah terjadinya konflik atau pertengkaran. Mawar kuning melambangkan persahabatan, kekeluargaan, keceriaan dan kegembiraan. Tapi tidak sedikit orang yang mempersepsikan bunga kuning sebagai ungkapan benci dan cemburu. So be careful… Warna kuning juga diartikan fleksibilitas dan kebebasan.

Mawar Kuning

Kalau yang ini, sangat cocok diberikan bila anda sedang jatuh cinta pada teman sendiri. Karena selalu bersama-sama, belajar bersama, jalan-jalan bersama, liburan bersama, makan bakso bersama, sampai curhat-curhatan tak disangka akhirnya timbul rasa sayang dan cinta di hati untuk teman anda itu. Tunjukkan perasaan cinta pada teman anda tersebut dengan rangkaian mawar kuning berstrip merah. Yang terpenting, asal jangan anda jatuh cinta pada teman yang sesama jenis!

Mawar Kuning dengan strips Merah

Rasa benci itu manusiawi… Cara mengungkapkannya pun berbeda-beda, ada yang diungkapkan langsung, ada juga yang hanya dipendem sendiri. Nah, daripada capek hati, rasa benci itu juga bisa diungkapkan dengan mengirim bunga warna hitam.

Mawar hitam

Hijau adalah warna harmoni, dari kesejahteraan, kesuburan. ini juga indikasi warna perdamaian dan ketenangan. dengan nuansa hijau dapat melambangkan "semoga kehidupan baru yang sejahtera atau keinginan untuk pemulihan kesehatan yang baik.

Mawar hijau

Memang tidak ada mawar hitam, mawar hijau, maupun mawar biru. Karena warna dasar mawar adalah putih dan merah. Melalui teknik rekayasa genetik (Suntory and Florigene) dua negara, ternyata warna-warna aneh itu bisa hadir.

Jepang diwakili oleh Suntory Limited dan Australia dari Florigene Pty. Ltd bekerja sama menciptakan Mawar Biru. "Mawar biru secara tradisional diciptakan dengan mematikan mawar putih dan menahan pigmen delphinidin, sehingga hanya ada pigmen utama penghasil warna biru saja,"

Mawar biru mempresentasikan perasaan yang tidak mudah dikatakan. Biru dalam fisik mawar juga diartikan sebagai imaginasi, misteri, tak dapat disentuh atau ketidakmungkinan. Lainnya, mawar biru sangat pas untuk Anda yang benar-benar mencintai begitu dalam pasangan Anda. Karena biru menggambarkan kebekuan, karena biru adalah sesuatu yang benar-benar dalam. "Mawar Biru melambangkan kesungguhan atas perasaan karena direkayasa genetik dengan semua warna mawar yang menjadikan mawar biru memiliki kelebihan dari semua mawar (merah, kuning, putih, hitam)

Mawar biru

Melambangkan keindahan unik dari warna lavender ini melambangkan simbol kesempurnaan dari pesona, kekaguman. Mawar warna ini juga digunakan untuk mengekspresikan perasaan akan cinta pada pandangan pertama.

Mawar ungu

Kalau bunga mawar yang satu ini banyak diartikan sebagai pengungkapan rasa pertemanan kita kepada seseorang, karena warna peach merupakan warna yang melambangkan kehangatan dari suatu ikatan.

Mawar peach

Mawar orange melambangkan semangat seseorang, dimana biasa dapat diartikan sebagai pemberi bunga mawar orange ingin mengenal penerima secara lebih jauh.

Mawar orange

Dengan melihat arti dari warna bunga mawar tersebut kita bisa lebih tau saat yang tepat untuk mengungkapkan perasaan lewat sebuah mawar. Tidak usah banyak bicara biarlah sekuntum mawar yang mengungkapkan isi hati kita.

(Terselubung)

Rabu, 25 Mei 2011

Philipus Neri

Santo-Santa
26 Mei 

Santo Philipus Neri, Pengaku Iman

Riwayat hidup Philipus Neri ini menggembirakan karena sifat dan kepribadiannya yang menarik. Pippo Buono, yang berarti Pippo yang baik adalah nama panggilan Philipus semasa kecilnya. Ia lahir di Florence dari sebuah keluarga Notaris. Ia mendapat pendidikan yang baik terutama dalam sastra latin.

Pada tahun 1534 ia tiba di Roma. Ia bermaksud melanjutkan perjalanannya ke India tetapi Allah memilihnya menjadi Rasul di kota Abadi itu. Philipus yang pada saat itu masih berstatus awam memberikan pengajaran kepada beberapa orang anak untuk memperoleh sedikit biaya hidup. Karyanya ini membuat banyak orang mengenal dia terutama di kalangan para pemuda. Banyak pemuda diundangnya ke rumahnya. Disana mereka berdiskusi, menyanyi, berdoa, dan kadang-kadang berlatih pidato singkat mengenai sesuatu pokok masalah tertentu. Pada mulanya tidak terlintas keinginan untuk membentuk suatu perkumpulan tetap. Tetapi kemudian mereka berkeputusan untuk membentuk suatu perkumpulan di bawah perlindungan Suci Bunda Maria. Mereka hidup bersama dalam satu rumah tanpa mengikrarkan kaul-kaul.

Setelah Philipus Neri ditabhiskan menjadi imam pada tahun 1551, perkumpulan ini berkembang meluas ke seluruh Roma. Philipus terus meningkatkan perlayanan kepada pemuda-pemuda itu. Kini ia menuntut agar para muridnya benar-benar menyerahkan diri seutuhnya kepada Tuhan. Ia tidak mengharapkan banyak dari para muridnya, kecuali kerendahan hatinya kepada Tuhan saja. Meskipun demikian perkumpulannya tidak terlalu keras.

Philipus Neri bukanlah seorang pemulih ketertiban, bukan juga seorang Teolog kenamaan atau seorang politikus. Ia, orang biasa, tetapi hidupnya merupakan rentetan mukzijat yang tidak henti-hentinya. Tidaklah jarang ia mengalami ekstase. Ia dapat membaca suasana batin orang lain dan mengenal rahasia-rahasia pribadi orang. Ia dapat meramalkan masa depan seseorang dan apa yang akan terjadi atas dirinya. Untuk menyembuhkan orang dari sakitnya, cukuplah ia menyentuh orang itu. Demikian juga semua orang yang gelisah dan susah hatinya karena berbagai masalah.

Beliau tetap riang-gembira, jujur, ramah kepada setiap orang. Ia memberi semangat dan harapan kepada orang-orang di sekelilingnya dengan kepercayaan, cinta kasih dan kegembiraannya, sehingga banyak orang terhibur karenanya. Setiap hari di tempat pengakuannya dikerumuni oleh orang banyak, bahkan kardinal-kardinal pun datang meminta nasehat dan bimbingan.

Ia dijuluki ‘Pelopor Anti Reformasi’. Pada tanggal 26 Mei 1595 Philipus Neri meninggal dunia dalam usia 80 tahun. Ia dihormati gereja sebagai Rasul kota Roma.


Santa Mariana dari Quito, Pengaku Iman

Mariana de Paredes Y. Flores yang dijuluki “Bunga lily dari Quito” lahir di Quito, Ekuador pada tahun 1618. Ayahnya seorang bangsawan kaya raya Spanyol. Tetapi sayang sekali bahwa semenjak kecilnya, Mariana sudah ditinggal mati kedua orangtuanya. Hidupnya ditanggung oleh seorang kakaknya perempuan yang sudah berumah tangga.

Meski hidup sebagai anak yatim-piatu, Mariana memiliki suatu keistimewaan adikodrati. Semenjak kecilnya, ia sudah menaruh minat besar pada hal-hal kerohanian dan kehidupan bakti kepada Tuhan. Ia rajin sekali berdoa dan mengikuti perayaan Misa Kudus. Sebelum batas waktu untuk menerima Komuni Suci seperti yang ditentukan aturan Gereja, ia sudah diperkenankan oleh pastor paroki untuk menerima Komuni Suci. Ketika berusia 12 tahun, ia mengatakan kepada kakaknya niatnya untuk membentuk sebuah perkumpulan untuk mempertobatkan bangsa Jepang yang masih kafir. Niat luhur ini gagal. Sebagai gantinya, ia berniat lagi menjalani hidup bertapa di daerah pegunungan dekat Quito. Niat ini pun gagal lagi. Kawan-kawannya mendesak ia masuk biara. Namun semuanya ini selalu saja menemui jalan buntu.

Menyaksikan semua kegagalan ini, ia mulai menyadari bahwa Tuhan mempunyai suatu rencana lain atas dirinya. Tuhan lebih menghendaki agar dia tetap tinggal di rumah kakaknya sambil menjalani hidup menyendiri dalam kemiskinan, matiraga dan doa-doa. Untuk itu dengan bantuan kakaknya, ia membangun sebuah gubuk sederhana guna melaksanakan rencana Tuhan itu di bawah bimbingan seorang Yesuit sebagai pembimbing rohani dan bapa pengakuan. Dia tidak pergi kemana-mana kecuali ke Gereja untuk berdoa dan merayakan Misa Kudus.
Matiraganya sangat luar biasa. Hal ini mengkhawatirkan banyak orang di sekitarnya, bahkan membuat mereka bertanya-tanya “Mengapa Bapa Pengakuannya membiarkan gadis remaja ini menjalani hidup sekeras itu?” Setiap hari Jumat malam, ia berbaring di dalam sebuah peti mayat seperti layaknya seorang yang benar-benar mati. Tangan dan kakinya diikat dengan rantai. Sementara itu, waktu tidurnya dalam sehari hanya tiga jam saja. Sisa waktunya dipakai untuk melakukan latihan rohani. Cara hidup ini memang aneh di mata kakaknya. Tetapi justru itulah kehendak dan rencana Allah atas dirinya. Sebagai pahalanya, Tuhan mengaruniakan kepadanya kemampuan meramal dan membuat mukjizat.

Pada tahun 1645, kota Quito digetarkan oleh gempa bumi yang dahsyat disertai wabah penyakit menular yang ganas. Menghadapi bencana ini, timbullah tekad dalam dirinya untuk mengorbankan diri sebagai tebusan bagi dosa-dosa penduduk kota Quito. Tekad ini disampaikannya secara tegas kepada Tuhan. Gempa dasyat itu berhenti, demikian pula wabah penyakit menular itu. Sebagai gantinya, Mariana sendiri jatuh sakit dengan komplikasi berat sampai akhirnya meninggal dunia pada tanggal 26 Mei 1645 dalam usianya 25 tahun. Segenap penduduk kota Quito yang selamat dari bahaya maut itu sangat sedih karena kematian Mariana. Mereka menyebut dia ‘Bunga Lili dari Quito’ karena kesalehan hidupnya di tengah-tengah penduduk kota yang buruk kelakukannya. Ia digelari ‘Kudus’ pada tahun 1950.
(Iman Katolik)

Sukacitamu Penuh

 
Yoh 15:9-11 (26.05.2011) Renungan oleh Deshi Ramadhani SJ   SUKACITAMU PENUH   Dunia disentak oleh sebuah berita. Pemimpin teroris itu dikabarkan telah mati tertembak. Luapan kegembiraan segera mengalir. Orang pun berbondong-bondong berpesta di alun-alun kota. Jika benar pemimpin itu telah mati, muncullah harapan bahwa rantai kejahatan segera terputus. Sukacita dirasakan ketika kekuatan yang mengancam itu tidak ada lagi. Tak lama sesudah itu, kecemasan akan ancaman baru justru semakin kuat.   Persoalan tuntutan sunat menjadi semakin serius (bacalah Kis 15:7-21). Satu keyakinan yang disadari adalah bahwa Tuhan tidak membeda-bedakan. Maka, manusia yang berkehendak baik tidak akan menghalangi gerak Tuhan yang merangkul semakin banyak orang. Mereka harus belajar untuk juga merasakan sukscita jika Tuhan sendiri ternyata telah merobohkan tembok-tembok pembatas di antara para bangsa lain itu. 
 
Pemazmur pun berseru: “Kisahkanlah karya-karya Tuhan yang ajaib di antara segala bangsa” (bacalah Mzm 96:1-2a,2b-3,10).   Yesus terus melanjutkan undangan-nya agar pengikut-Nya memiliki kedekatan istimewa dengan Diri-Nya. Secara lebih khusus dikatakan agar mereka tinggal di dalam kasih-Nya. Kasih Yesus memuncak dalam tindak pengampunan dan pengurbanan diri. Maka, undangan Yesus ini sebenarnya adalah seruan untuk sungguh berdasar dan berakar pada kemurahan hati untuk mengampuni dan kerelaan untuk berkurban. Itulah yang akan menjamin adanya sukacita yang penuh. 
 

Selasa, 24 Mei 2011

6 Kebiasaan Sehat Untuk Seks Hebat

1. Berhenti atau Tidak Merokok

Dilansir goodinbeds, merokok bisa mengganggu aliran darah ke alat kelamin. Dengan terganggunya aliran darah tersebut bisa membuat gairah wanita maupun pria menurun.

Tak hanya itu, seperti dilansir quitsmokking, nikotin yang terkandung dalam rokok juga bisa menyebabkan menurunya kadar hormon testosteron dalam darah pada pria. Padahal hormon tersebut mempengaruhi kemampuan pria untuk ereksi.

Pada wanita, merokok dapat membuat mereka sulit mencapai orgasme. Nikotin yang terkandung di dalam rokok merusak ovarium, menyebabkan ketidaknormalan menstruasi dan mengurangi produksi hormon estrogen. Semua hal itu akhirnya membuat wanita lebih cepat menopause.

2. Olahraga

Olahraga secara teratur baik pada pria maupun wanita bisa meningkatkan kualitas kehidupan seks mereka dan menambah gairah. Rutin berolahraga dapat menyehatkan pembuluh darah. Hal ini penting untuk kemampuan pria ereksi.

Menurut Urologist Jennifer Berman, MD, olahraga juga dapat meningkatkan hormon endorfin, hormon yang membuat Anda merasa senang, dan membuat wanita lebih percaya diri.

3. Kurangi Stres

Untuk mengurangi stres, Anda bisa mencoba melakukannya dengan beberapa teknik seperti meditasi dan yoga. Kedua tehnik itu terbukti bisa meningkatkan kualitas kehidupan seks.

"Stres diam-diam juga bisa membunuh, malah lebih buruk dari penyakit jantung atau kanker," ujar Dr. Berman, seperti dilansir dari everydayhealth.

Untuk mengatasi stres ini, Berman menyarankan, setidaknya Anda memiliki waktu istirahat yang cukup. Istirahat bisa meningkatkan libido.

4. Kurangi atau Stop Konsumsi Alkohol
Minuman beralkohol sudah dikenal sejak dulu sebagai salah satu penyebab menurunya libido seseorang. Ternyata minuman beralkohol juga bisa merusak hingga menghilangkan gairah seksual. Meskipun mungkin saat Anda mabuk tidak kehilangan gairah seksual, tapi belum tentu dengan pasangan Anda.

5. Kurangi Konsumsi Kafein
Kafein telah terbukti bisa menjadi vasoconstrictor, yang memiliki efek buruk untuk aliran darah. Aliran darah ini, pada pria berhubungan dengan kemampuannya ereksi. Meski sampai saat ini belum ada penelitian yang bisa membuktikan pengaruh kopi pada disfungsi ereksi, para ahli tetap menyarankan sebaiknya minum kopi dalam jumlah yang wajar saja.

6. Makan Makanan Sehat
Makanlah sayur-sayuran yang kaya warna dan buah yang banyak memiliki kandungan antioksidan seperti strawberry, jeruk dan anggur merah. Makanan-makanan tersebut terbukti bisa meningkatkan libido.

"Diet Mediterania, diet dengan mengonsumsi buah dan sayuran serta makanan yang mengandung asam lemak omega 3, sangat bagus untuk kesehatan seksual," ujar Dr. Berman lagi.

(eny/kik)

Redaksi: redaksi[at]wolipop.com

Tinggal Dalam Aku

 
Yoh 15:1-8 (25.05.2011) Renungan oleh Deshi Ramadhani SJ   TINGGAL DALAM AKU   Perhatikan kartu-kartu undangan pernikahan di negeri kita ini. Sungguh menggelikan, karena sebelum atau sesudah nama yang tertera disertakan juga gelar-gelar yang ada. Jika rentetan gelar itu semakin panjang, semakin pula tercipta gambaran publik yang bergengsi tentang orang-orang itu. Seorang manusia, seorang pribadi, ditentukan oleh sesuatu yang hanya menempel pada lapisan luarnya saja.   Beberapa tokoh Yahudi berpegang teguh pada hukum Yahudi, sehingga mereka menuntut agar orang yang bukan Yahudi disunat terlebih dahulu sebelum bisa secara penuh diterima di kalangan murid Kristus (bacalah Kis 15:1-6). Mereka lupa, bahwa keselamatan bukanlah terutama mengikuti hukum, tetapi mengalami secara pribadi tokoh penyelamat itu sendiri.
Seruan pemazmur menggemakan kesadaran penuh sukacita ketika mereka akan berjumpa secara pribadi dengan Tuhan sendiri: “Mari kita pergi ke rumah Tuhan dengan sukacita” (bacalah Mzm 122:1-2,3-4a,4b-5). Yesus menegaskan hal serupa. Perintah-Nya menjadi sangat tegas, yakni agar para pengikut-Nya tinggal di dalam Dia. Gambaran yang dimunculkan adalah sebuah kedekatan luar biasa antara seorang murid dan Yesus sendiri. Jika tidak hati-hati, perjalanan seorang murid bisa terkurung pada banyak patokan lahir tanpa pernah bisa sampai pada inti hati Yesus sendiri. Orang itu mungkin melakukan banyak hal baik, tetapi yang baik itu belum tentu buah yang berasal dari persatuan dengan Yesus.   
 

Senin, 23 Mei 2011

Setia

Tuhan Memanggil bukan untuk sukses, tetapi untuk setia" Kesetiaan itulah yang di cari, ketekunan itulah yang di nantikan dan kemampuan untuk bertahanlah yang di harapkan...........By.Agnes
Gonxa Bojaxhiu (Bunda Teresa)

Perdamaian

Perdamaian bukan sebuah utopia,atau sebuah cita-cita yang tak mungkin tercapai, juga bukan sebuah impian yang tak mungkin terwujud................pe
rdamaian bisa terjadi..........By: Yohanes Paulus II

Si Jum'at

Senin, 16 Mei 2011

Bila Tuhan demikian kuasa, kenapa Ia tak bunuh Iblis, supaya tak berbuat jahat?

ITU pertanyaan Si Jum'at, orang 'biadab' yang sedang belajar menerima ajaran Kristen dalam Robinson Crusoe. Dialog tentang Tuhan tentu bukan bagian paling seru bagi umumnya pembaca buku termashur ini. Daniel Defoe lazim diingat sebagai orang yang menuliskan petualangan seorang Inggris di pulau terpencil tempat ia terdampar selama 28 tahun.

Tapi Defoe tak cuma bicara tentang seorang lelaki perkasa yang mengalahkan alam dan menjinakkan orang kanibal di 'Pulau Putus Harapan', nun di wilayah tropis dekat Trinidad. Ia juga bicara tentang Tuhan dan manusia begitu rupa hingga hampir satu setengah abad setelah buku itu terbit, Dublin University Magazine (1856) menyebut Robinson Crusoe sebagai 'puisi religius yang dahsyat, yang menunjukkan, Tuhan ditemukan di mana manusia tak hadir'.

Tak mengherankan bila ada yang mengira Defoe terpengaruh kitab Hayy ibnu Yaqzan, karya Ibnu Tufail. Dalam karya ini filosof Spanyol zaman Islam itu juga membahas Tuhan, iman, dan akalbudi dalam kehidupan seorang yang tumbuh sendiri di sebuah pulau. Hayy ibnu Yaqzan yang terbit di abad ke-12 diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris pada 1713; Robinson Crusoe terbit setahun kemudian. Mungkin Defoe membacanya. Tapi ada perbedaan besar antara kedua karya itu.

Hayy seorang yang memilih kesunyian dalam mengenal Tuhan. Crusoe sebaliknya. Ia selalu ingin kembali ke negeri asalnya. Ia juga ingin ada orang lain - sebagai budak. Akhirnya niatnya sampai, dalam bentuk lain: pada suatu hari, tampak olehnya beberapa orang kanibal membawa tawanan ke pulau itu untuk disantap. Crusoe membunuh mereka. Dengan demikian seorang tawanan diselamatkannya: seorang pemuda yang berterima kasih tak terhingga, yang sejak itu hidup bersama Crusoe. Ia beri nama 'Si Jum'at', sesuai dengan hari ia ditemukan.

Crusoe ingin Si Jum'at jadi pemeluk Kristen. Tapi pelaut Inggris ini bukan penginjil yang siap. Ia menemukan Tuhan-nya dengan belajar tanpa pemandu, tanpa sekolah. Maka ia tak bisa menjawab pertanyaan yang rumit seperti tadi: bila Tuhan demikian kuasa, kenapa Iblis tak ditiadakannya?

Crusoe: Bukankah Tuhan tak membunuh aku dan engkau, ketika kita berbuat keji? Kita dibiarkan agar kita bertobat dan mendapatkan ampun kelak.
Jum'at: Oh, jadi kita, Iblis dan semua, dibiarkan agar bertobat dan dapat ampunan kelak…

Bagaimana ia harus melanjutkan percakapan itu, bila baginya Iblis tak termasuk dalam daftar yang diharapkan bertobat? Penjelasan Crusoe macet. Ia pun cari alasan untuk menghentikan pembicaraan - dan diam-diam berdoa agar ia mampu menyelamatkan 'orang buas yang malang' itu.

Tapi tak mudah. Ia datang dari tradisi Protestan yang militan, di sebuah zaman ketika di Eropa konflik keyakinan bertaut dengan perang antar bangsa. Ia anti Katolik ('papists') yang yakin Tuhan tak bisa diwakili lembaga dan pendeta. Dari pengalamannya - sejak ia meninggalkan rumah menentang nasihat ayahnya untuk tak berpetualang - iman dan penebusan dosa ditempuhnya sendiri. Di pulau yang terpencil itu ia membaca dan menafsir Injil tanpa orang lain.

Dengan kata lain, tak mungkin ia jadi penyambung sabda Tuhan ke dalam sukma Si Jum'at. Pemuda ini harus mendapatkan pencerahan langsung: 'Hanya wahyu Ilahi dapat membentuk Pengetahuan tentang Jesus Kristus' - itulah keyakinannya.

Tapi di pulau itu ia tahu, wahyu tak datang ke semua orang. Ia menyaksikan kebuasan orang-orang kanibal. Berdosakah mereka, bila mereka tak pernah bersua dengan Kitab Suci? Mengapa 'Tuhan senang menyembunyikan Pengetahuan yang menyelamatkan itu dari berjuta-juta Jiwa?'

Ia merasa tak bisa memberi kata akhir. Bahkan ketika ia berkuasa atas tiga orang lain di pulau sunyi itu: Si Jum'at, yang baginya sudah jadi Protestan, seorang serdadu Spanyol, orang Katolik yang diselamatkannya dari para kanibal, dan ayah Si Jum'at, seorang kafir yang juga ditolongnya dari pembantaian - tiga orang warga yang tunduk penuh karena berutang budi kepadanya. Garis politik Crusoe: 'Aku mengijinkan kebebasan Hati Nurani di wilayah kekuasaanku'.

Mungkin Robinson Crusoe sebuah kisah pemerintahan sekuler pertama dalam sejarah, ketika agama-agama membenarkan diri secara absolut untuk memandu peperangan. Untunglah: pulau itu jauh dari Eropa yang terbakar. Di situ Crusoe melihat, ada percakapan yang mungkin, juga kebaikan, yang bisa dilakukannya bersama orang-orang itu, meskipun iman mereka sesat atau doktrin mereka tak meyakinkan.

Apalagi ia sendiri tak bisa merasa suci. Bahkan baginya, Si Jum'at orang Kristen yang lebih baik ketimbang dirinya. Seorang yang dekat dengan tradisi Puritanisme, Defoe menampilkan Crusoe sebagai orang yang yakin akan kekuatan Iblis di mana-mana. Keyakinan ini memang tak bisa menjawab bagaimana Tuhan, yang digambarkan sebagai Maha Pengasih, tega menghadirkan kekejian dalam hidup manusia -- seperti tersirat dalam pertanyaan Si Jum'at. Tapi dengan sejenis paranoia seorang Puritan, Crusoe bisa melihat betapa dekatnya manusia, yakni dirinya sendiri, dengan kejatuhan.

Kejatuhan itu datang sedikit-sedikit. Ia suka memanfaatkan nama Tuhan untuk kepentingan yang tak ada hubungannya dengan yang suci -- misalnya dengan menyatakan bahwa Tuhan-lah yang menggerakkan jarinya menarik pelatuk bedil, seakan-akan tak ada kehendaknya sendiri untuk membunuh. Ia pernah berencana pura-pura jadi seorang Katolik dan pergi ke Brazil, untuk mendapatkan kembali hartanya.

Dengan demikian ia seorang gagah berani dalam arti lain. Robinson Crusoe, kisah petualangan itu, juga sebuah statemen bahwa keberanian manusia adalah untuk mengakui: aku, yang berada di bawah Tuhan dan di dekat Setan, tak bisa dengan mudah menghakimi.


Goenawan Mohamad

Damai Sejahtera-Ku

 
Yoh 14:27-31a (24.05.2011) Renungan oleh Deshi Ramadhani SJ   DAMAI SEJAHTERA-KU 
Dalam sebuah strategi bertarung seseorang bisa mengalahkan lawannya setelah sejenak berpura-pura telah mati. Rupanya untuk sekejap lawannya di beri kesempatan untuk merasa menang. Akibatnya, ia menjadi lengah, dan persis pada saat itulah orang yang berpura-pura mati menyerang balik dan mengalahkan lawannya. Rasa menang sesaat ternyata bisa menjadi perangkap bagi diri sendiri yang membawa kehancuran.  Paulus diseret ke luar kota (bacalah Kis 14:19-28). 
Orang mengira ia telah mati. Segera setelah keadaan aman, ia pun bangkit. Tindakan berikutnya sungguh mengejutkan. Paulus melanjutkan usaha pewartaannya. Baginya, pengalaman itu bukan sekadar berpura-pura mati. Itu adalah pengalaman nyata bahwa untuk bisa masuk surga, orang perlu bertekun dalam iman. Ungkapan pemazmur menjadi pengakuan atas tindakan yang mengagumkan itu: “Orang-orang yang Kaukasihi, ya Tuhan, mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu” (bacalah Mzm 145:10-11,12-13ab,21).   Dalam pengalaman penderitaan itulah, damai sejahtera yang sejati justru dialami. Yesus bahkan telah menegaskan bahwa damai yang diberikan-Nya itu tidaklah sama seperti yang bisa diberikan oleh dunia. Para murid Yesus bahkan diminta untuk bersukacita jika Yesus pergi meninggalkan mereka. Seruan itu menjadi peringatan agar manusia pun berani jujur. Banyak pengikut Yesus tidak berani melepaskan kedamaian semu karena begitu terikat pada rasa kemenangan palsu.   
 

5 Tips Mengatasi Kesepian

KOMPAS.com - Kata orang, kesepian itu bisa membunuh. Seseorang bisa saja memiliki banyak teman dan keluarga, tetapi jauh di dalam hatinya ia tetap merasa sendiri. Penyebabnya, karena merasa tidak dimengerti, tidak didengarkan, atau merasa berbeda dari orang lain. Semakin seseorang memikirkan kebahagiaan, rasa kesepian itu pun semakin mendera. Sampai akhirnya ia tak lagi sanggup menghadapi kesendiriannya, dan akhirnya mati.

Namun, Anda perlu membedakan makna kesepian dan kesendirian. Menurut Emily White dalam bukunya, Lonely, kesepian membuat seseorang merasa kacau, sedih, dan terkuras energinya. Meskipun merasa kesepian, toh seseorang bisa saja membutuhkan waktu untuk beraktivitas sendiri. Sedangkan kesendirian yang diinginkan justru membuat seseorang merasa damai, kreatif, dan menguatkan.
Bila Anda merasa kesepian karena jauh dari keluarga, menjalani long distance relationship dengan pasangan, menjadi orangtua tunggal, atau memang kehilangan teman-teman karena menikah atau bekerja di kota lain, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi kesepian.

1. Menyibukkan diri. Salah satu cara termudah untuk mengurangi kesepian adalah dengan menyibukkan diri. Merawat orang lain, entah itu dengan mengasuh anak atau keponakan, memelihara binatang, atau mengajar, akan membuat Anda sibuk sehingga bisa meringankan rasa sepi. Anda juga bisa menawarkan diri sebagai relawan di lingkungan tempat ibadah, sekolah khusus, rumah singgah, yayasan, dan lain sebagainya. Jika Anda gemar menulis, kenapa tak mencoba membuat blog?

2. Terlibat dengan komunitas. Buat suatu tujuan, karena memiliki tujuan dan perasaan bahwa Anda terlibat dalam suatu komunitas tertentu akan membuat Anda tak sendiri. Cari tahu aktivitas yang akan melibatkan Anda ke dalam komunitas. Bacalah suratkabar dan majalah sesering mungkin, untuk mencari konser musik, pameran budaya, dan seminar-seminar yang menarik untuk dihadiri. Ada banyak cara untuk terlibat dengan komunitas tertentu, yang memungkinkan Anda mendapat teman-teman baru.

3. Bekerja lebih keras sehingga mudah tertidur. Salah satu indikator paling umum dari rasa kesepian adalah gangguan dalam tidur. Anda butuh waktu lebih lama untuk tidur, berulang kali terbangun, dan merasa mengantuk sepanjang hari. Kurang tidur, dengan sebab apapun, bisa menurunkan mood, membuat Anda lebih mudah jatuh sakit, dan menghabiskan energi. Jadi, masalah ini perlu diatasi dengan segera.

4. Kenali apa yang hilang dalam hidup Anda. Menurut pengalaman White, membuat banyak rencana dengan teman-temannya ternyata tidak mengurangi rasa kesepiannya. “Yang saya inginkan adalah kehadiran yang tenang dari orang lain," katanya. Ia mendambakan memiliki seseorang yang menemaninya beraktivitas di rumah. Semakin Anda memahami apa yang tidak Anda miliki, semakin besar jalan keluar yang bisa Anda temukan.

5. Buat komitmen untuk berinteraksi dengan orang lain. Emosi yang negatif seperti kesepian, iri hati, dan rasa bersalah, memainkan peran penting dalam mendapatkan kehidupan yang bahagia. Emosi-emosi tersebut merupakan tanda yang penting bahwa sesuatu harus segera diubah. Sakitnya rasa sepi seharusnya mendesak Anda untuk segera berhubungan dengan orang lain. Sayangnya, kesepian itu sendiri bisa membuat kita merasa negatif, kritis, dan menghakimi. Jika Anda menyadari bahwa rasa kesepian itu memengaruhi Anda dengan cara seperti itu, ambillah langkah-langkah untuk memperbaikinya.


Sumber: Shine

Kamis, 19 Mei 2011

KEBEBASAN

KEBEBASAN dinikmati bukan dengan melakukan apa yang kita senangi, melainkan dengan memiliki hak untuk melakukan apa yang seharusnya. 
(Paus Yohanes Paulus II).

Inspiratif

Siapa bilang 1 itu kecil?
1 SENYUMAN bisa memulai PERSAHABATAN.
1 TEPUKAN diPUNDAK mampu memompa SEMANGAT.
1 LANGKAH menjadi awal sebuah PERJALANAN PANJANG.
1 KATA mengawali sebuah DOA.
1 ORANG sepertimu begitu berharga dimata TUHAN
(repost from Debby Rosalina Hutauruk)

Rabu, 18 Mei 2011

10 Tips Menjaga Otak tetap Sehat

OTAK merupakan mesin yang mengatur program tubuh. Karena itu, ada baiknya menerapkan gaya hidup yang mendukung agar otak tetap sehat. Ingin menikmati hidup panjang dengan otak tetap sehat? Berikut beberapa tips berdasarkan studi ilmiah yang bisa menjadi panduan Anda.

1. Hentikan rokok, alkohol dan obat-obatan lainnya
Substansi pengubah mood, seperti obat-obatan dan rokok, bisa mengurangi fungsi tubuh, menurunkan motivasi dan mengganggu proses kognitif. Komponen tersebut mengubah emosi, yang selanjutnya akan mengganggu cara berpikir dengan mengurangi fokus, perhatian, ingatan, serta kemampuan membuat perencanaan.

2. Olahraga teratur
Olahraga teratur tidak hanya mengurangi risiko penyakit penurunan fungsi saraf tetapi juga membantu memperlambat perkembangan penyakit yang sudah ada, seperti kepikunan. Selain itu, olahraga bisa memperbaiki tingkat energi, kesehatan secara umum, tidur, serta kesehatan otak. Di samping itu, olahraga tartur juga mengurangi risiko depresi dan kecemasan .

3. Bersosialisasi dan bersenang-senang
Cobalah membangun jaringan persahabatan. Persahabatan menyediakan kesempatan untuk saling berbagai pengalaman, pembelajaran baru, tantangan, emosi, kepercayaan dan pemahaman. Selain itu, pertemanan juga bisa menjadi sumber motivasi dalam melakukan aktivitas sosial. Berteman akan membuat Anda merasa lebih berharga, menikmati hidup, tertawa dan bersenang-senang. Cobalah mengembangkan hubungan dengan mengikuti aktivitas organisasi yang sesuai dengan keinginan Anda.

4. Kontrol kesehatan Anda
Anda bertanggung jawab dalam mengatur tubuh Anda. Para dokter hanya membantu, Anda tetaplah tuan dari tubuh sendiri. Begitu Anda turut berperan dalam mengontrol kesehatan pribadi, Anda akan lebih terbuka dan bisa membina hubungan yang saling mempercayai dengan dokter.

Komunikasi terbuka akan membantu dokter membuat keputusan paling tepat terhadap kesehatan Anda. Pendekatan tim seperti ini merupakan benteng utama melawan penyakit. Untuk memaksimalkan kesehatan, cobalah melakukan pemeriksaan fisik secara teratur ikuti saran-saran dokter Anda.

5. Perlambat tempo dan nikmati kesunyian
Kehidupan yang sibuk mungkin membuat Anda kehilangan waktu untuk rileks dan mengolah lingkungan. Padahal, otak memerlukan waktu untuk mengolah informasi secara mendalam. Gaya hidup yang serba cepat akan mengundang stres kronis dan efek negatif lainnya. Untuk mengurangi stres dan lebih memaknai hidup, cobalah menurunkan permintaan terhadap diri sendiri. Jangan terlalu memaksa diri Anda.

6. Jangan mengundurkan diri dari kehidupan
Mempertahankan tujuan hidup yang kuat merupakan faktor penting dalam menjalani hidup panjang. Membuat keputusan untuk tetap terlibat aktif dalam rutinitas sehari-hari sangat bermanfaat untuk kesehatan jangka panjang. Sikap positif terbukti berperan dalam mencapai sukses serta memulihkan diri dari penyakit.

Cobalah mengembangkan berbagai keterampilan dan ketertarikan sepanjang hidup. Anda mempunyai kemampuan untuk belajar dan mengembangkan talenta baru secara berkelanjutan. Anda bertanggung jawab untuk mengembangkan arti serta tujuan personal dari hidup Anda. Pekerjaan bisa menjadi aktivitas penting dalam membantu menemukan arti hidup. Mencocokkan ketertarikan Anda dengan pekerjaan merupakan sarana kuat dalam mengembangkan talenta dan potensi Anda.

7. Lakukan aktivitas baru dan rumit
Mempelajari informasi dan keterampilan baru sepanjang hidup, akan membantu menjaga otak tetap kuat hingga usia lanjut. Aktivitas yang paling bermanfaat untuk mengasah ketajamn otak, adalah aktivitas yang baru dan cenderung rumit. Tapi, aktivitas ini bisa berbeda-beda untuk setiap orang. Pasalnya, aktivitas yang mudah untuk sesorang, kemungkinan menantang untuk orang lain. Jadi, cobalah mencari tahu aktivitas yang paling menantang otak Anda.

Kebaruan dan kerumitan akan menantang otak, menstimulasi aktivitas pembelajaran dan mendorong kepadatan jaringan-jaringan saraf, serta mengurangi kemungkinan penyakit penurunan fungsi saraf. Dengan mempraktikkan suatu aktivitas atau keterampilan, kepadatan jaringan saraf Anda akan meningkat. Dan apa yang sebelumnya baru dan rumit akan menjadi hafalan dan pasif. Karena itu, untuk memastikan agar otak tetap berkembang dan tetap tajam, cobalah melakukan hal-hal baru secara terus-menerus.

Latihan stimulasi mental
Aktivitas ini bisa membantu Anda menemukan hal-hal yang baru dan rumit serta hal-hal yang sudah menjadi hafalan dan pasif.
a. Sediakan selembar kertas, bagi dua.
b. Di kolom kiri, daftarlah lima aktivitas yang Anda senangi dan paling sering Anda lakukan. Daftar ini mewakili aktivitas yang pasif dan hafalan. Otak Anda sudah nyaman dengan aktivitas ini, sehingga mengurangi manfaat terhadap otak.
c. Di kolom kanan, daftarlah lima aktivitas yang menurut Anda rumit dan jarang Anda lakukan. Daftar ini menggambarkan aktivitas di mana otak Anda belum membentuk jaringan saraf yang kuat. Aktivitas ini cenderung bermanfaat dalam perkembangan jaringan baru di otak.

8. Atur keuangan
Mengatur rencana keuangan berperan menstimulasi fungsi eksekutif (respon terhadap aktivitas kompleks seperti organisasi, mengatur jadwal, kontrol impuls, dan lain-lain). Cobalah mencatat semua pengeluaran Anda dan perhatikan ke mana uang Anda pergi. Cara ini akan membuat Anda merasa lebih memegang kontrol terhadap situasi keuangan Anda.

9. Konsumsi diet kaya nutrisi
Cobalah menambah asupan makanan yang bagus untuk otak, seperti asam emak omega-3. Komponen ini banyak terkandung dalam makanan seperti ikan, biji rami, dan kacang-kacangan. Selain itu, cobalah mengonsumsi makanan yang mengandung antioksidan, seperti vitamin E dan C. Di samping itu, folat juga bisa membantu mengurangi risiko beberapa penyakit penurunan fungsi saraf dan gangguan perkembangan.

10. Pertahankan hubungan yang kuat
Kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain sangat penting untuk mempertahankan hubungan yang kuat. Isolasi terbukti mengurangi kesehatan secara umum. Penelitian, seperti dikutip situs rd.com, menunjukkan bahwa jaringan sosial bisa mengurangi risiko kepikunan. Kemampuan mengembangkan hubungan secara berkelanjutan berfungsi memperbaiki kesehatan, mengurangi stres, serta membantu proses pembelajaran baru. (IK/OL-08)

Santo Petrus Salestinus, Paus dan Pengaku Iman

 
Santo Petrus Salestinus, Paus dan Pengaku Iman. Petrus Morone, demikian nama kecil Santo ini, lahir di Italia pada tahun 1210. Ia berasal dari sebuah keluarga dengan 12 orang anak. Petrus adalah anak kesebelas dari kedua belas bersaudara itu. Dari mereka semua, hanya Petrus-lah yang mendapatkan pendidikan formal. Pada umur 20 tahun, ia menjadi pertapa di sebuah gunung dan kemudian ia masuk Ordo Dominikan. Akhirnya ia ditabhiskan menjadi imam dalam ordo itu.    Untuk meluputkan diri dari perhatian dan penghormatan orang, ia masuk lebih jauh ke dalam hutan. Namun akhirnya ia pun tidak bisa terus mengelakkan diri dari kunjungan beberapa orang murid yang setia mencarinya dan ingin memperoleh pendidikan dari padanya. Bersama murid-muridnya ini, ia kemudian mendirikan sebuah pertapaan. Apa yang tidak diinginkannya sama sekali, kini justru terjadi atas dirinya. Sudah 27 bulan lamanya Gereja tidak dipimpin oleh seorang Paus. Para Kardinal belum mencapai kata sepakat untuk memilih seorang Paus. 
 
Akhirnya atas dorongan Roh Kudus para Kardinal menemui Petrus di pertapaannya dan memintanya menjadi Paus. Pertapa tua ini sangat keheranan atas pilihan yang dijatuhkan pada dirinya. Ia sendiri merasa tidak mampu menjadi pemimpin Gereja Kristus dan karena itu menolak pilihan itu. Tetapi ia tidak berhasil membendung tawaran Ilahi itu. Atas desakan para Kardinal, ia ditabhiskan menjadi Uskup dan dimahkotai sebagai Paus dengan nama Salestinus.    Untuk melanjutkan hidup tapanya, ia mendirikan sebuah pondok disekitar halaman kePausan. Tetapi hal ini tidak bisa dipertahankan karena berbagai gangguan berupa urusan-urusan penting Gereja yang menuntut penyelesaian segera, dan para tamu agung yang harus dilayani. Kecuali itu, Raja Karlo dari Napoli, penipu yang pintar dan licik, menyalahgunakan kejujuran dari Salestinus untuk kepentingan dirinya sendiri. Gereja menderita kerugian besar karena ulah raja Karlo. Demi keamanan di dalam tubuh Gereja, Salestinus-yang sudah tidak berdaya menangani semua masalah Gereja-meletakkan jabatannya yang baru berjalan empat bulan di depan para Kardinal. Ia lebih senang menghabiskan sisa hidupnya dengan menjalani hidup tapa di pegunungan. Tetapi keinginannya untuk kembali bertapa itu tidak direstui oleh para Kardinal. Sebagai gantinya ia diberikan sebuah tempat pertapaan yang sunyi di dalam sebuah puri. Di dalam puri ini, beliau kembali kepada pergaulan mesra dengan Allah dan para Orang Kudus. Katanya: “Saya tidak menginginkan sesuatu yang lain daripada sebuah kamar sederhana untuk berdoa.” Pada tahun 1296 dalam usia 86 tahun, ia meninggal dunia di dalam puri itu.    
 
Santo Dunstan, Uskup dan Pengaku Iman   Dunstan lahir di Glastonbury pada tahun 910. Ia terhitung sebagai salah seorang ‘peletak dasar bagi negeri Inggris’ yang berperanan penting dan berpengaruh besar dalam kehidupan politik dan kehidupan agama selama abad ke-10.    Putera bangsawan ini dididik oleh rahib-rahib Irlandia di Glastonsbury. Setelah itu, ia tinggal beberapa tahun di istana Raja Athelstan sebelum menerima tabhisan-tabhisan suci. Penggantai Athelstan, Raja Edmund, mengangkat dia sebagai penasehatnya dan pada tahun 943 sebagai Abbas biara Glastonbury. Pada waktu itu biara Glastonbury, yang porak poranda karena serangan bangsa Denmark, mengalami suatu kemerosotan luar biasa seperti halnya banyak biara lainnya di Inggris. Namun di bawah bimbingan abbas muda Dunstan, Glastonbury bangkit, dengan semarak kembali. Dunstan dengan sekuat tenaga berusaha memperbaiki bangunan-bangunan biara Glastonbury, menghidupkan kembali disiplin hidup monastik, dan menjadikannya sebagai suatu pusat belajar dan pusat monastik di Inggris pada masa itu. Usaha-usaha diikuti oleh biara-biara lainnya.    Setelah terbununhnya Raja Edmund pada tahun 946, Dunstan menjadi ketua dewan penasehat raja Ederd. Dalam kedudukan ini, ia memprakarsai manuver-manuver politik untuk memperkuat kekuasaan kerajaan, mempersatukan kembali negeri Inggris, dan mendamaikan semua orang Denmark yang menetap di Inggris. Ia juga berusaha memberantas praktek kekafiran dan berhasil membaharui kehidupan moral bangsa Inggris dan Imam-imam di seluruh keuskupan. Ketika Edred diangkat oleh raja Edwy pada tahun 955, Dunstan terlibat dalam perselisihan besar dengan penguasa baru itu. Ia mengkritik sikap kepala batu Edred yang tidak pantas bagi seorang raja pada waktu pesta pemahkotaannya. Akibatnya Dunstan dikucilkan dari Inggris. Dunstan mengasingkan diri ke Flanders. Di Flanders ia mendapat kesempatan untuk membaharui biara-biara yang ada disana. Dikemudian hari semua pengalamannya di Flanders mempunyai pengaruh besar terhadap seluruh gagasannya tentang pembaharuan hidup monastik.    Namun pengungsian Dunstan tidak berlangsung lama. 
 
Pada tahun 957 suatu pertempuran melawan Edwy pecahlah pertempuran antara orang-orang Mercian dan Northumbria di wilayah-wilayah Utara dan timur Inggris. Edwy dipaksa turun tahkta dan Edgar, saudara Edwy, dipilih sebagai raja. Dalam kedudukannya sebagai raja, Edgar memanggil kembali Dunstan ke Inggris dan mengangkat dia menjadi Uskup Worcester dan Uskup London. Sepeninggal Edwy pada tahun 959, Edgar berhasil mempersatukan kembali seluruh Inggris. Pada waktu Dunstan dingkat menjadi Uskup Agung Canterbury. Ketika ia pergi ke Roma untuk menerima pakaian kebesaran jabatannya, ia diangkat sebagai utusan oleh Paus Yohanes XII (955-964). Dipersenjatai dengan kekuasaan besar ini, ia kembali ke Inggris dan dengan penuh semangat membaharui disiplin Gereja di seluruh negeri. Di bawah kepemimpinannya, banyak biara di Inggris dibaharui dan banyak lagi biara baru didirikan.   Dunstan terus menjadi penasehat raja selama kepemimpinan raja Edgar, dan kemudian menjadi juga penasehat raja Edward Martir. Namun ia tidak mengambil bagian dalam pemerintahan setelah Ethelred dimahkotai pada tahun 970. Ia menghabiskan sisa-sisa hidupnya di Canterbury sampai meninggal dunia pada tanggal 19 Mei 988. Jenazahnya di kuburkan di Katedral Canterbury.   
 

Selasa, 17 Mei 2011

Hukuman

 
Yoh 12:44-50 (18.05.2011) Renungan oleh Surip Stanislaus OFMCap   HUKUMAN   Realita: Penulis buku “Iman Kristiani”: Apa yang akan terjadi jika orang mengabaikan berita kekristenan? Jawabnya, hukuman menyusul! “Hukuman itu akan lebih berat lagi karena engkau telah membaca buku ini. Semua yang telah kauketahui dan tidak kaulakukan, pada akhirnya akan menjadi saksi yang melawanmu.”  
Refleksi Biblis: Yesus berkata, “Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia bukan percaya kepada-Ku, tetapi kepada Dia yang telah mengutus Aku.” Percaya kepada Yesus adalah jalan mendekatkan diri kepada Allah. Sebab, Yesus adalah utusan Allah. Maka, mendengarkan Yesus berarti mendengarkan Allah dan melihat Yesus berarti melihat Allah. Dalam Yesus, Allah menjumpai manusia dan manusia berjumpa dengan Allah. Percaya kepada Yesus pun membebaskan orang dari kuasa kegelapan, karena Ia datang sebagai terang dunia. Ia datang untuk menyelamatkan, tetapi kedatangan-Nya tak terlepas dari penghakiman. 
Dengan sikapnya terhadap Yesus, orang telah menghakimi dirinya, “Barangsiapa menolak Aku..., ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan.” Perkataan Yesus adalah harapan bagi orang percaya dan hukuman bagi orang tidak percaya. Sebab, Ia berkata-kata bukan dari diri-Nya sendiori, tetapi dari Bapa yang mengutus-Nya, dan menaati perintah-Nya mendatangkan hidup kekal.   Rekonsiliasi: Tidak jarang kita abaikan ajaran Yesus. Padahal, perkataan-Nya berasal dari Allah yang akan menghakimi kita.   
 

Selasa, 10 Mei 2011

6 Cara Baru Agar Mudah Tertidur

KOMPAS.com — Ada kalanya kita mengalami susah tidur. Badan sudah terbaring beberapa jam, tetapi mata susah sekali menutup. Kalaupun kita memaksa untuk terus memejamkan mata, otak tak mau diajak istirahat. Kejadian-kejadian yang berlalu sepanjang hari terasa masih terus berputar tanpa henti.
Jika hal ini terjadi, lebih baik tak usah memaksakan diri memejamkan mata atau mengubah-ubah posisi tidur Anda. Ada empat cara untuk membuat Anda segera tertidur, yang layak untuk dicoba.

Rapikan tempat tidur Anda. Yang benar saja, mungkin begitu pikir Anda. Namun trik kecil ini bisa membantu memastikan Anda dapat segera tertidur dengan lelap. Sebuah studi baru mendapati bahwa orang-orang yang merapikan sendiri tempat tidurnya setiap hari cenderung akan meningkatkan peluang tidur nyenyak sebesar 19 persen. Mengganti seprai atau selimut dengan yang baru, dan tidur di atas kasur dan bantal yang nyaman juga membantu. Wangi seprai atau selimut yang baru dicuci akan membuat Anda menjadi rileks dan segera tertidur.

Atur suhu udara. Para pakar tentang tidur mengatakan bahwa suhu ideal untuk tidur adalah sekitar 18 derajat Celcius. Tubuh Anda membutuhkan sedikit penurunan suhu untuk mendorong Anda tidur. Namun, sesuaikan juga suhu di kamar ini dengan kenyamanan Anda agar tidak terlalu dingin. Terlalu dingin atau terlalu panas akan membuat Anda mudah terbangun.
Kepalkan jari-jari kaki. Catherine Darley, ND, direktur Institute of Naturopathic Sleep Medicine di Seattle menyarankan, saat Anda mulai bersiap untuk tidur, cobalah teknik relaksasi progresif ini. Tekuk jari-jari kaki Anda dalam tujuh hitungan, kemudian lepaskan. Ulangi melalui masing-masing kelompok otot, dimulai dari jari-jari kaki hingga ke leher.

Buat jurnal. Rutinitas harian Anda memengaruhi lelap-tidaknya Anda tidur. Membuat jurnal mengenai aktivitas Anda sepanjang hari bisa membantu Anda menghubungkan kedua hal tersebut, kata Stephanie Silberman, PhD, penulis buku The Insomnia Workbook. Setiap hari, catat berapa banyak kafein yang Anda konsumsi, kapan dan berapa lama Anda berolahraga, apa yang Anda makan, kapan Anda pergi tidur dan bangun, dan berapa lama Anda tidur. Bila terjadi gangguan tidur, tunjukkan jurnal Anda ini pada dokter sub-spesialis masalah tidur.

Berhentilah menatap jam dinding. Saat Anda susah tidur, atau terus terbangun sepanjang malam, yang Anda lakukan pertama kali pasti mengecek waktu. Menatap jam justru akan memicu Anda untuk bangun, demikian menurut Joyce Walsleben, PhD, profesor tamu di NYU School of Medicine. "Jam meningkatkan tingkat kewaspadaan Anda, dan mengacaukan waktu tidur Anda. Bila Anda butuh memasang alarm, jauhkan jam tersebut dari jangkauan Anda," katanya.

Matikan gadget, ponsel, atau TV, satu jam sebelum waktu tidur. Memang ada orang yang biasa menggunakan alunan musik atau suara-suara dari acara TV sebagai pengantar tidur. Namun bila Anda bukan termasuk golongan ini, dan Anda berkeras terus bermain Angry Birds atau menonton Junior Masterchef yang diputar-ulang di TV, lupakan saja impian untuk bisa segera tidur. Cahaya biru dari perangkat elektronik bisa memanipulasi tubuh untuk berpikir bahwa saat itu sudah pagi.


Sumber: Glamour

Senin, 09 Mei 2011

MgPaskah 1V/A 15 Mei 2011 (Yoh 10:1-10; Kis 2:14a.36-41)

MgPaskah 1V/A 15Mei11 (Yoh 10:1-10; Kis 2:14a.36-41)

10 Mei 2011 10:10

TENTANG PINTU, GEMBALA YANG BAIK, DAN PEMIMPIN UMAT
Dua perumpamaan terjalin erat satu sama lain di dalam Yoh 10:1-10 yang dibacakan pada hari Minggu Paskah 1V tahun A ini. Pertama, Yesus mengumpamakan diri sebagai pintu bagi kawanan domba. Kedua, ia mengibaratkan diri sebagai gembala bagi kawanan domba. Gambaran pintu dapat membuat orang berpikir mengenai jalan masuk yang dipakai pemilik domba-domba. Mereka yang masuk tanpa melewati pintu itu berniat mencuri dan merampok dan tak bisa dipercaya. Mereka membuat kawanan ketakutan menjauh. Gembala datang melewati pintu dan memanggil kawanan satu persatu dan memimpin mereka berjalan ke padang rumput. Bagaimana menafsirkan "pintu dan gembala" itu dan mengembangkannya lebih lanjut? Bagaimana menerapkannya bagi keadaan sekarang?

TENTANG PINTU, GEMBALA, DAN PENCURI
Gagasan sesederhana seperti "pintu" bisa mengecoh. Langsung bayangan kita terarah pada jalan masuk, penyekat, penutup, pemisah antara yang di luar dan yang di dalam. Dan memang semuanya benar. Semakin disimak, akan semakin terasa ada hal lain yang hendak dikatakan. Dalam bagian awal petikan dikatakan bahwa yang memasuki tempat kawanan tidak lewat pintu adalah pencuri dan perampok yang membuat kawanan ketakutan. Jadi gembala diperlawankan dengan pencuri dan perampok justru dalam hal masuk melewati pintu atau tidak. Dalam ay. 7 Yesus mengatakan dirinya itulah pintu bagi gembala. Ditegaskannya pula bahwa yang datang sebelum dia adalah pencuri dan perampok. Dapat disimpulkan, sebelum ia datang, kawanan itu tinggal di tempat yang tidak berpintu. Mereka ada di lapangan terbuka dan bisa dimangsa pencuri dan pembunuh. Kawanan itu tak terlindung. Kedatangan Yesus menjamin kehidupan mereka. Yang melalui "pintu" ini akan menemukan padang rumput. Pintu dan gembala seolah-olah menyatu. Dan memang itulah yang dimaksud dalam petikan ini. Tetapi mengapa justru gambaran pintu dipakai?
Pintu dipakai untuk menutup jalan atau membiarkan orang melewatinya. Yang ditutup ialah jalan masuk bagi orang yang tak berwenang untuk mengambil begitu saja hak milik orang. Hanya gembala yang bakal dibukakan pintu karena kawanan itu miliknya. Yang dibuka ialah jalan keluar ke padang rumput tempat kawanan dipimpin oleh sang empunya, bukan oleh orang sewaan. Pemimpin ini membawa kawanan itu ke tempat mereka bisa menikmati kesejahteraan.

Dengan menggambarkan diri sebagai pintu yang tadinya belum ada itu Yesus hendak mengajarkan bahwa kini telah mulai zaman baru. Dia yang datang ke dunia itulah yang menjadi pintu. Ia bakal membawa orang ke padang rumput, ke tempat sejahtera. Zaman ancaman yang tak dapat ditanggulangi sudah selesai. Kini ada pembatas jelas, yakni dirinya, sang pintu itu. Memang masih akan ada ancaman dari mereka datang tanpa lewat pintu itu. Tetapi kawanan sudah tahu bahwa mereka itu tidak bermaksud baik. Dan mereka itu tidak mengenal kawanan satu persatu. Mereka hanya akan merampas dan membawa mereka ke pembantaian, bukan ke padang rumput.

KIASAN DAN MAKNA GANDA
Memang dalam teks Yohanes dipakai kata Yunani "thura" untuk mengungkapkan pintu jalan masuk dan keluar kebun, rumah, kandang. Dalam gambaran orang dulu, pintu berasosiasi dengan gerbang kota tempat orang berkumpul guna membicarakan urusan penting, untuk membawa perkara ke pada penguasa setempat. Untuk ini memang ada kata Yunani lain, yakni "pulee". Tetapi di sini kedua gagasan itu kiranya sengaja ditumpang-tindihkan agar tampil bayangan mengenai gembala yang memperlakukan kawanan dengan baik. Boleh dicatat, dalam bahasa Aram ("bahasa Yesus") kedua gagasan itu biasanya terungkap dengan satu kata saja, tidak seperti Yunani atau juga Ibrani. Namun tak usah kita membebani pembicaraan dengan amatan dari segi bahasa-bahasa itu. Kita anggap saja, bagi para pembaca Injil Yohanes, ibarat pintu dapat menimbulkan dua gagasan tadi. Yang satu ialah jalan keluar masuk yang resmi, dan yang kedua, tempat orang dapat berkumpul membicarakan masalah karena di situ para tetua kota berkumpul (Ul 21:19 25:7 Ams 31:23), jadi semacam pengadilan (Mzm 69:13 127:5 Ayub 31:21 Amos 5:10) atau tempat orang mengadakan kontrak dan perjanjian dengan saksi yang sah (Kej 23:10 Rut 4:1). Di tempat seperti itulah orang boleh berharap memperoleh keadilan dan perlindungan.

Bagi orang zaman dulu, tiap pemimpin, entah itu raja atau Tuhan sendiri, bisa digambarkan dengan gembala. Dalam Yeh 34 Tuhan digambarkan sebagai gembala yang baik yang melawan gembala-gembala jahat, yakni pemimpin yang bertindak tak adil. Demikianlah dalam petikan dari Yoh 10 itu dimunculkan gambaran seorang pemimpin baik yang datang membawakan yang adil kepada umat yang berkumpul menantikan dan mengharap-harapkannya. Ini semua dimungkinkan dengan ibarat "pintu" dan "gembala" yang datang lewat pintu itu. Pemimpin atau raja wajib memberi keadilan bila orang datang kepadanya. Sekali lagi gambaran ini sudah menjadi klasik dan termasuk dalam dunia alam pikiran orang waktu itu. Kenyataan sehari-hari tentu sudah berbeda karena kelembagaannya sudah berbeda. Namun demikian, "pintu" yang memiliki asosiasi dengan gerbang kota tadi dapat membuat orang berpikir mengenai tempat berkumpul menantikan tindakan seorang pemimpin yang mereka percayai.

MENGIKUTI  SANG GEMBALA
Setelah kekayaan ibarat pintu serta gembala disadari, dapatlah didalami kelanjutannya. Dikatakan gembala memanggil kawanan satu persatu. Maksudnya, masing-masing domba dikenal gembala yang empunya kawanan itu tadi. Kawanan itu tidak diperlakukan secara anonim. Mereka tidak dianggap sebagai barang, melainkan sebagai pribadi. Hubungan antara pemilik dan kawanan itu hubungan pribadi. Bahkan bisa dikatakan tidak akan ada hubungan antara pemilik atau gembala dengan kawanan tadi bila tidak terjalin hubungan saling mengenal yang memberi rasa aman, rasa percaya.
Ketika disapa Yesus "Bu, kenapa menangis? Siapa yang kaucari?", Maria Magdalena malah mengira sedang berhadapan dengan penjaga taman pekuburan Namun ketika Yesus memanggilnya dengan namanya, "Maria!" (Yoh 20:16), maka Maria Magdalena langsung mengenalinya. Begitulah sapaan pribadi membuatnya melihat siapa yang mendatanginya. Kembali ke ibarat gembala yang memanggil satu persatu kawanan yang akan dipimpinnya ke padang rumput tadi. Sapaan perorangan yang dialami dalam batin juga akan membuat orang mengenali kehadiran ilahi. Ia bukan orang yang tak dikenal yang membuat waswas. Begitulah pengalaman Maria Magdalena. Begitulah juga pengalaman para pengikut Yesus sepanjang zaman.
Disebutkan dalam Yoh 10:3, domba-domba itu mengikuti sang gembala. Mengikuti bukan berarti meniru, melainkan meniti jalan yang dibuka oleh yang berjalan di muka menuju ke padang rumput. Di dalam kesadaran para pengikut Yesus, pemimpin bukanlah dia yang meniru gembala sang empunya kawanan tadi, apalagi mengambil alih kedudukannya sebagai pemilik kawanan. Yang diberi kedudukan memimpin juga mengikuti dia yang menyapa satu persatu tadi. Mereka ini membantu agar kawanan bisa lebih melihat siapa yang berjalan di muka. Siapa saja yang merasa diajak memimpin juga akan memberi tahu sang empunya kawanan bila ada dari antara kawanan yang tertinggal dan tak menemukan jalan. Dalam Injil lain gembala yang empunya kawanan itu dikatakan akan mencarinya sampai ketemu (Luk 15:1-7 Mat 18:12-14).
Menurut adat kebiasaan, Paus menyebut diri "servus servorum", harfiahnya 'abdinya para abdi'. Yang dimaksud jelas bukanlah abdi dari sekalian abdi, abdi paling kecil, melainkan pembantu utama Yesus sang Gembala sendiri. (Bandingkan ungkapan "servus servorum" dengan "King of Kings", Raja Besar, juga dengan "Song of Songs", artinya Kidung Agung.) Jadi ia sendiri juga mengikuti Yesus sang Gembala, sang Empunya kawanan. Bukan dialah pemilik umat. Ia membantu agar umat dapat mengarahkan diri kepada sang Gembala. Kini dapatlah kita semakin menghargai siapa saja yang diserahi kedudukan ikut membawa umat lebih jauh ke depan. Mereka itu memungkinkan orang dapat mengalami kehadiran Gembala yang baik, sang Empunya kawanan dengan lebih nyata. Bila mereka menjalankan tugas mereka dengan sepenuh hati dan jujur, mereka tidak akan mengukuhi kawanan itu bagi mereka sendiri. Di situlah integritas pemimpin umat.

DARI BACAAN PERTAMA
Kis 2:14a.36-41 menyampaikan awal dan penutupan kotbah Petrus kepada orang-orang yang menyaksikan peristiwa datangnya Roh Kudus pada hari Pentakosta. Di situ Petrus menandaskan bahwa "Allah telah membuat Yesus yang kalian salibkan itu menjadi Tuhan dan Kristus". Ternyatalah bahwa dia yang disalibkan itu - Yesus orang Nazaret - kini diangkat oleh Yang Maha Kuasa menjadi Tuhan dan utusan resmi dariNya sendiri. Salib yang dilaluinya kini menjadi jalan keselamatan bagi semua orang. Tetapi yang diwartakan Petrus lebih dalam. Pelaku penyaliban bertanggung jawab atas tindakan mereka, tetapi pertanggungjawaban ini bukan berupa hukuman melainkan hak untuk diselamatkan! Inilah teologi salib yang amat berani. Sekaligus ini penalaran yang menunjukkan betapa besarnya kemurahan ilahi.

Salam hangat,
A. Gianto

Senin, 02 Mei 2011

Kebiasaan yang Di.u.l.a.n.g

 
Di Tiongkok pada zaman dahulu kala, hidup seorang panglima perang yang terkenal karena memiliki keahlian memanah yang tiada tandingannya. Suatu hari, sang panglima ingin memperlihatkan keahliannya memanah kepada rakyat. Lalu diperintahkan kepada prajurit bawahannya agar menyiapkan papan sasaran serta 100 buah anak panah. Setelah semuanya siap, kemudian Sang Panglima memasuki lapangan dengan penuh percaya diri, lengkap dengan perangkat memanah di tangannya.   Panglima mulai menarik busur dan melepas satu persatu anak panah itu ke arah sasaran. Rakyat bersorak sorai menyaksikan kehebatan anak panah yang melesat! Sungguh luar biasa! Seratus kali anak panah dilepas, 100 anak panah tepat mengenai sasaran.   Dengan wajah berseri-seri penuh kebanggaan, panglima berucap, "Rakyatku, lihatlah panglimamu! Saat ini, keahlian memanahku tidak ada tandingannya. Bagaimana pendapat kalian?"   Di antara kata-kata pujian yang diucapkan oleh banyak orang, tiba-tiba seorang tua penjual minyak menyelutuk, "Panglima memang hebat ! Tetapi, itu hanya keahlian yang didapat dari kebiasaan yang terlatih."   Sontak panglima dan seluruh yang hadir memandang dengan tercengang dan bertanya-tanya, apa maksud perkataan orang tua penjual minyak itu. Tukang minyak menjawab, "Tunggu sebentar!" Sambil beranjak dari tempatnya, dia mengambil sebuah uang koin Tiongkok kuno yang berlubang di tengahnya. Koin itu diletakkan di atas mulut botol guci minyak yang kosong. Dengan penuh keyakinan, si penjual minyak mengambil gayung penuh berisi minyak, dan kemudian menuangkan dari atas melalui lubang kecil di tengah koin tadi sampai botol guci terisi penuh. Hebatnya, tidak ada setetes pun minyak yang mengenai permukaan koin tersebut!   Panglima dan rakyat tercengang. Merela bersorak sorai menyaksikan demonstrasi keahlian si penjual minyak. Dengan penuh kerendahan hati, tukang minyak membungkukkan badan menghormat di hadapan panglima sambil mengucapkan kalimat bijaknya, "Itu hanya keahlian yang didapat dari kebiasaan yang terlatih! Kebiasaan yang diulang terus menerus akan melahirkan keahlian."     Para pembaca yang budiman,   Dari cerita tadi, kita bisa mengambil satu hikmah yaitu: betapa luar biasanya kekuatan kebiasaan. Habit is power! Hasil dari kebiasaan yang terlatih dapat membuat sesuatu yang sulit menjadi mudah dan apa yang tidak mungkin menjadi mungkin.   Demikian pula, untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan, kita membutuhkan karakter sukses. Dan karakter sukses hanya bisa dibentuk melalui kebiasaan-kebiasaan seperti berpikir positif, antusias, optimis, disiplin, integritas, tanggung jawab, & lain sebagainya.   Mari kita siap melatih, memelihara, dan mengembangkan kebiasaan berpikir sukses dan bermental sukses secara berkesinambungan. Sehingga, karakter sukses yang telah terbentuk akan membawa kita pada puncak kesuksesan di setiap perjuangan kehidupan kita.   Sekali lagi: Kebiasaan yang diulang terus menerus, akan melahirkan keahlian!   Salam sukses luar biasa!!   Andrie Wongso   
Cerita ini bisa Anda dapatkan di buku "15 Wisdom and Success, Classical Motivation Stories by Andrie Wongso