Setiap kali berdoa Rosario, hampir
selalu kita akan merenungkan misteri-misteri Kitab Suci yang dalam Doa Rosario
terbagi atas Peristiwa Sedih, Peristiwa Gembira, Peristiwa Mulia dan yang
paling baru yaitu Peristiwa Terang. Tentu ada di antara umat Katolik sekalian
termasuk saya sendiri pernah mengalami kesulitan-kesulitan untuk merenungkan
Misteri-misteri tersebut. Ada juga di antara umat Katolik termasuk saya sendiri
yang seringkali hanya sekadar membaca Misteri-misteri tersebut tanpa mencoba
untuk masuk ke dalamnya.
Dua hari lalu teman saya
menghibahkan sejumlah buku-buku tua yang bagus, salah satunya adalah buku doa
berukuran kecil (buku saku) keluaran Januari 1999 yang berisi doa-doa dasar dan
umum dalam Gereja Katolik. Dalam buku ini pula, saya temukan sebuah penjelasan
cara-cara untuk merenungkan Misteri-misteri dalam Doa Rosario yang saya yakin
bermanfaat untuk kita semua.
Cara-cara Merenungkan Misteri-misteri dalam Doa Rosario
1. Melihat apa yang terjadi: Sewaktu
berdoa, kita membayangkan peristiwa yang bersangkutan dengan bantuan
angan-angan, atau dengan memakai gambar-gambar seperti yang terdapat dalam buku
ini. Kita hendak melihat apa yang terjadi, dan seakan-akan hadir pada peristiwa
yang kita renungkan; mengamat-amati bagaimana malaikat menghadap Maria,
mendengarkan apa yang dikatakan malaikat dan apa yang dikatakan Maria. Jadi,
kita memandang dan mendengarkan! Oleh sebab itu, peristiwa-peristiwa yang
disajikan hendaknya direnungkan dan dipikirkan dalam-dalam.
2. Bersama dengan Yesus dan Maria: Tanpa berkhayal pun kita dapat bersama-sama
dengan Yesus dan Maria, yaitu dalam sikap iman seakan-akan “beristirahat” dalam
Allah. Kita tidak perlu memperhatikan kata-kata yang kita ucapkan, dan tidak
perlu menaruh banyak minat pada arti kata-kata itu. Perhatian hanya kita
arahkan kepada Allah. Kita berdiam di dalam Dia. Kita berbuat sesedikit mungkin
untuk membiarkan Allah berkarya dalam diri kita, menguasai sepenuhnya hati
kita. Maka doa dan misteri hanya satu tujuannya, yaitu mempersiapkan jalan untuk
bertemu dengan Allah, yang berbicara tanpa kata. Bagi banyak orang, berdoa
Rosario memberikan kedamaian di tengah-tengah kegelisahan apapun. Karena Doa
Rosario ini pula banyak orang kudus merasa terdorong untuk menjalin hubungan
mesra dengan Tuhan dan orang-orang yang baru mulai membina kehidupan rohani
terdorong untuk lebih giat belajar berdoa.
3. Membagi-bagikan Misteri: Untuk
lebih mudah memusatkan perhatian, misteri-misteri dapat dibagi-bagi sehingga
pada setiap sepuluh kali “Salam Maria”, ada satu segi tertentu yang direnungkan
dan diperhatikan. Kalau dengan cara ini Doa Rosario dirasakan menghabiskan
lebih banyak waktu, maka lebih baik berdoa 20 sampai 30 kali “Salam Maria”
(berarti 2 atau 3 Misteri saja dulu) saja daripada menyelesaikan ke-5 Misteri
dengan tergesa-gesa dan tanpa menaruh perhatian apapun. Lain waktu dapat
dilanjutkan. Sebab jangan lupa bahwa Doa Rosario adalah sebagai media bantuan
untuk bertemu dengan Tuhan.
4. Menelaah Misteri: Dengan
bantuan gambar atau visualisasi misteri-misteri, kita dapat melihat dan
merenungkannya. Umpama saja, kita melihat suatu peristiwa yang menunjukkan
betapa besar cinta Yesus kepada kita (misalnya peristiwa Yesus Didera). Kita
lalu terdorong untuk mencintai-Nya, mengabdi-Nya dan menyatakan simpati kepada-Nya.
Kita dapat seolah-olah hadir bersama dengan Dia di Tanah Suci misalnya dengan
masuk ke dalam gua di Betlehem, berdiri di bawah salib dan memperhatikan wajah
Maria yang berubah menjadi berseri-seri ketika melihat Putera-Nya yang bangkit.
Dan barangkali hati kita dengan sendirinya memikirkan kembali arti kata-kata
yang kita ucapkan: “Santa Maria Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini!”
5. Merenungkan hasil-buah Misteri: Setiap
misteri mempunyai hasil-buah sendiri. Dan setiap misteri harus diwujudkan di
dalam kehidupan kita masing-masing. Semua peristiwa dalam Doa Rosario
menceritakan hidup Yesus dan Bunda-Nya. Tetapi hidup Yesus dan Bunda-Nya terus
berlangsung dalam hidup kita. Misteri hidup Kristus ialah misteri hidup kita.
Oleh sebab itu, sebaiknya kita memeriksa apa yang diajarkan setiap misteri itu
kepada kita dan bertanya: “Bagaimana kita dapat mewujudkannya?”. Misalnya,
dengan Misteri Gembira yang pertama (Kabar Malaikat kepada Maria), kita dapat
merenungkan makna ucapan Maria: “Aku ini hamba Tuhan”. Ucapan itu menyatakan
kesediaan sempurna untuk melakukan apa saja yang dikehendaki Tuhan. Maria tidak
menganggap dirinya lebih daripada seorang hamba. Tugas dan kewajibannya tak
lain dan tak bukan adalah melakukan semua yang diperintahkan Allah. Apakah kita
memiliki sikap demikian itu? Bukankah kita juga harus bersedia melakukan apa
saja yang dikehendaki Allah? Memang, seharusnya kita dapat menyesuaikan diri
secara sempurna dengan kehendak Allah. Bila keinginan ini ada, kita dapat
memohon perantaraan Maria untuk memperoleh anugerah itu. Dengan cara yang sama,
kita dapat merenungkan setiap misteri, memikirkannya, mewujudkannya dalam diri
kita dan berusaha mengubah hidup kita sesuai dengan ajaran yang tercantum di
dalamnya. Rosario yang kita doakan setiap hari dengan cara demikian akan
merupakan kekuatan bagi kita untuk maju dalam pengabdian kita kepada Tuhan.
6. Berdoa untuk Ujud (Intensi)
tertentu: Doa Rosario
sungguh-sungguh suatu doa untuk kehidupan sehari-hari seperti telah dijelaskan
dalam Kata Pengantar. Suatu kebiasaan yang baik ialah membuat suatu ujud pada
setiap sepuluh kali “Salam Maria” dan mendoakannya. Ujud itu biasanya sesuai
dengan hal yang menarik perhatian kita sekarang ini atau sesuai dengan misteri
dari sepuluh Salam Maria yang bersangkutan.
Misalnya: Peristiwa-peristiwa Gembira berhubungan
dengan masa kecil Yesus. Maka kita berdoa untuk orang tua, anak-anak, para
pendidik, hidup keluarga dsb. Pada Peristiwa Pertama, kita berdoa untuk para
ibu yang sedang menantikan kelahiran anak yang baru; pada Peristiwa Kedua untuk
para bidan dan perawat agar meneladan Maria yang membantu Elizabeth; pada
Peristiwa Ketiga untuk bayi-bayi yang lahir dalam kemiskinan; pada Peristiwa
Keempat untuk mempersembahkan anak-anak kita kepada Yesus dan Maria; dan pada
Peristiwa Kelima untuk mendoakan anak-anak kita supaya tidak meninggal atau
mengalami gangguan dalam masa kecil. Dapat pula kita menyatakan kerelaan kita untuk
menyerahkan anak kita kepada Tuhan, jika Tuhan memanggilnya untuk tugas yang
luhur di dalam rumah Bapa.
Pada Peristiwa-peristiwa Sedih,
kita berdoa untuk berbagai macam golongan pendosa, misalnya untuk mereka yang
murtad dan tegar-hati (peristiwa pertama); untuk yang melanggar kemurnian dan
menodai kesetiaan dalam pernikahan (peristiwa kedua); untuk yang sombong dan
angkuh (peristiwa ketiga), untuk yang mendurhakai Tuhan (peristiwa keempat);
dan untuk semua pendosa (peristiwa kelima).
Pada Peristiwa-peristiwa Mulia kita
berdoa untuk kejayaan Gereja (peristiwa pertama), untuk pikiran manusia agar
lebih tertuju kepada Allah (peristiwa kedua); untuk mohon bantuan Roh Kudus
(peristiwa ketiga); untuk mohon perantaraan Santa Maria, Ratu dan Bunda kita (peristiwa
keempat) dan untuk mohon agar ia membimbing kita menuju kepada kebahagiaan
abadi, mahkota hidup kita di surga (peristiwa kelima).
Tambahan dari Indonesian Papist - Pada Peristiwa-peristiwa Terang kita
berdoa untuk sanak keluarga dan sahabat-sahabat kita yang akan dibaptis
(peristiwa pertama), berdoa untuk pernikahan kita, saudara kita, atau sahabat
kita agar Kristus mau menyatakan diri-Nya di dalam pernikahan-pernikahan
tersebut (peristiwa kedua), berdoa untuk pewartaan Injil dan pertobatan kepada
setiap orang di era modern ini (peristiwa ketiga), berdoa agar Kristus mau
hadir dan menampakkan kemuliaan-Nya dalam kehidupan menggereja kita (peristiwa
keempat) dan berdoa agar pelanggaran-pelanggaran Liturgi semakin hari semakin
berkurang (peristiwa kelima).
7. Menyelingi doa dengan bacaan
Kitab Suci: Paus Pius XII dan Paulus VI sering menyebut Doa Rosario
sebagai “ringkasan seluruh Injil”. Memang demikian. Misteri-misteri Rosario
adalah misteri-misteri Injil. Jika doa Rosario diselingi dengan bacaan Kitab
Suci, maka doa itu akan sangat berguna dan merupakan cara meditasi yang unggul.
Mungkin Rosario akan menjadi doa yang terlalu panjang, jika setiap sepuluh
“Salam Maria” diberi kutipan Injil. Apalagi kalau harus kita selesaikan semua.
Oleh karena itu, Doa Rosario perlu dilakukan dengan variasi. Misalnya, pada
hari pertama kita membaca kutipan Kitab Suci untuk sepuluh kali “Salam Maria”
yang pertama, lain hari untuk sepuluh kali “Salam Maria” yang kedua dst. Jika
kita menyelingi doa dengan bacaan Kitab Suci, doa-doa kita akan mempunyai makna
yang meresapi seluruh hati.
Pax et Bonum
follow
Indonesian Papist's
Twitter
Tidak ada komentar:
Posting Komentar