Keluargaku

Keluargaku

Selasa, 26 April 2011

Yesus dari Nazareth Yesus yang Tak Bertopeng

Pesan Uskup Agung Samarinda: Yesus dari Nazareth Yesus yang Tak Bertopeng

26 April 2011 15:27

(Samarinda 24/4/2011)SETIAP tahun, perayaan Paskah datang. Perayaan keagamaan bagi umat Kristiani yang dimulai dari Kamis Putih, Kamis di mana Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya di malam perjamuan terakhir. Sebuah peristiwa yang menyuratkan wejangan tentang kasih, kerendahan hati, dan pelayanan kepada sesama. Ini adalah Pekan Suci yang memiliki banyak pesan moral bagi umat manusia.
Banyak hikmah dalam rentetan sepekan, di mana Yesus ditangkap, disalibkan, sampai Ia bangkit.  Ketika perjamuan malam itu selesai dan Yesus pergi berdoa di Taman Getsemani, ihwal tentang kesengsaraan-Nya pun dimulai.
Setelah berdoa di Taman Getsemani, serdadu suruhan imam Yahudi datang bersama Yudas Iskariot --seorang murid Yesus yang mengkhianatinya lewat sebuah ciuman. Seperti tertulis di Yohanes 18:5-9, kepada para serdadu, Yesus yang sudah mengetahui hal itu berkata, "Siapakah yang kamu cari?" Para serdadu itu menjawab, mereka mencari Yesus dari Nazareth.
"Akulah Dia," jawab Yesus. Di hadapan murid-murid-Nya, pertanyaan itu dua kali diulang. Yesus tetap menjawab, "Telah Kukatakan kepadamu, Akulah Dia. Jika Aku yang kamu cari, biarkanlah mereka (murid-murid Yesus) pergi." Yesus melanjutkan kalimatnya, "Dari mereka yang Engkau serahkan kepada-Ku, tidak seorang pun yang Kubiarkan binasa."
Sikap Sang Anak Manusia yang menjadi panutan. Yesus betul-betul membela para murid-Nya. Dia tidak mau bertopeng. Menunggu sana-sini, menunjuk sana-sini. Dia benar-benar bertanggung jawab dan tidak ingin murid-murid-Nya ikut dalam kesengsaraan, Jumat itu.
Bagaimana sekarang? Bagaimana ketika kita bersalah? Masihkah kita mencari orang lain untuk disangkut-pautkan? Perlukah berusaha menyembunyikan diri, entah itu dalam bisnis, politik, bahkan dalam gereja? Tak perlu bertopeng, sama seperti yang Juru Selamat lakukan.

***

Yesus membawa perdamaian bagi seluruh umat ke dalam satu gerakan. Dia tidak melayani orang Yahudi saja, tetapi semua manusia di bumi. Ketika Minggu, tiga hari setelah dia disalibkan, Maria Magdalena ingin merempahi tubuh-Nya. Tetapi, Maria tidak menemukan jasad Yesus di makam, melainkan bertemu seseorang di kebun yang tak lain adalah Yesus. Jadilah Maria Magdalena pewarta pertama bahwa Dia telah bangkit, yang hari ini, dirayakan seluruh umat Kristiani.
Selama 40 hari, sebelum kenaikan-Nya, Yesus tetap membina murid-murid-Nya. Yesus yang sudah mati dan kemudian bangkit, tidak lupa dengan para murid-Nya sebagai orang-orang terdekat. Begitulah semestinya kita, yang tidak melupakan orang-orang terdekat untuk selalu menyampaikan kasih kepada sesama.
Bagi umat Kristiani di Kaltim, filosofi Membangun Kaltim untuk Semua sudah sangat tepat. Kita membangun dengan bangganya, bukan untuk segelintir orang. Mereka yang terpencil dan susah, mereka yang belum bersekolah, itulah yang harus mendapat perhatian kita. Perhatian bagi sesama manusia, seperhatiannya Yesus kepada murid-murid-Nya dalam masa 40 hari setelah Paskah.
Demikian, lewat perayaan Paskah ini, kita dapat terus saling berbagi dengan kasih, kerendahan hati, dan pelayanan kepada sesama. Mari terus berdamai dan bersatu membangun gerakan bersama; membangun Kaltim yang kita cintai. Selamat Paskah.
(kaltimpost.co.id)

Mirifica News

Tidak ada komentar:

Posting Komentar