Orang Kudus hari ini 31 Juli:
SANTO IGNATIUS DARI LOYOLA
Pendiri Serikat Yesus yang terkenal ini dilahirkan pada tahun 1491. Ia
berasal dari keluarga bangsawan Spanyol. Ketika masih kanak-kanak, ia
dikirim untuk menjadi abdi di istana raja.
Di sana ia tinggal sambil berangan-angan bahwa suatu hari nanti ia akan
menjadi seorang laskar yang hebat dan menikah dengan seorang puteri
yang cantik. Di kemudian hari, ia sungguh mendapat penghargaan karena
kegagahannya dalam pertempuran di Pamplona. Tetapi, luka karena peluru
meriam di tubuhnya membuat Ignatius terbaring tak berdaya selama
berbulan-bulan di atas pembaringannya di Benteng Loyola. Ignatius
meminta buku-buku bacaan untuk menghilangkan rasa bosannya. Ia menyukai
cerita-cerita tentang kepahlawanan, tetapi di sana hanya tersedia kisah
hidup Yesus dan para kudus. Karena tidak ada pilihan lain, ia membaca
juga buku-buku itu. Perlahan-lahan, buku-buku itu mulai menarik hatinya.
Hidupnya mulai berubah. Ia berkata kepada dirinya sendiri, “Mereka
adalah orang-orang yang sama seperti aku, jadi mengapa aku tidak bisa
melakukan seperti apa yang telah mereka lakukan?” Semua kemuliaan dan
kehormatan yang sebelumnya sangat ia dambakan, tampak tak berarti lagi
baginya sekarang. Ia mulai meneladani para kudus dalam doa, silih dan
perbuatan-perbuatan baik.
St. Ignatius harus menderita banyak
pencobaan dan penghinaan. Sebelum ia memulai karyanya yang hebat dengan
membentuk Serikat Yesus, ia harus bersekolah. Ia belajar tata bahasa
Latin. Sebagian besar murid dalam kelasnya adalah anak-anak, sementara
Ignatius sudah berusia tiga puluh tiga tahun. Meskipun begitu, Ignatius
pergi juga mengikuti pelajaran karena ia tahu bahwa ia memerlukan
pengetahuan ini untuk membantunya kelak dalam pewartaannya. Dengan sabar
dan tawa, ia menerima ejekan dan cemoohan dari teman-teman sekelasnya.
Selama waktu itu, ia mulai mengajar dan mendorong orang lain untuk
berdoa. Karena kegiatannya itu, ia dicurigai sebagai penyebar bidaah
(=agama sesat) dan dipenjarakan untuk sementara waktu! Hal itu tidak
menghentikan Ignatius. “Seluruh kota tidak akan cukup menampung begitu
banyak rantai yang ingin aku kenakan karena cinta kepada Yesus,”
katanya.
Ignatius berusia empat puluh tiga tahun ketika ia
lulus dari Universitas Paris. Pada tahun 1534, bersama dengan enam orang
sahabatnya, ia mengucapkan kaul rohani. Ignatius dan
sahabat-sahabatnya, yang pada waktu itu masih belum menjadi imam,
ditahbiskan pada tahun 1539. Mereka berikrar untuk melayani Tuhan dengan
cara apa pun yang dianggap baik oleh Bapa Suci. Pada tahun 1540 Serikat
Yesus secara resmi diakui oleh Paus. Sebelum Ignatius wafat, Serikat
Yesus atau Yesuit telah beranggotakan seribu orang. Mereka banyak
melakukan perbuatan baik dengan mengajar dan mewartakan Injil.
Seringkali Ignatius berdoa, “Berilah aku hanya cinta dan rahmat-Mu, ya
Tuhan. Dengan itu aku sudah menjadi kaya, dan aku tidak mengharapkan
apa-apa lagi.” St. Ignatius wafat di Roma pada tanggal 31 Juli 1556. Ia
dinyatakan kudus pada tahun 1622 oleh Paus Gregorius XV.
Sumber: www.indocell.net/yesaya
"NON MULTA SED MULTUM"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar